Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/07/2019, 12:24 WIB
M Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dari 298 pelamar Orange Tulip Scholarship (OTS) tahun akademik 2019-2020, sebanyak 87 persen melamar untuk program Master dan 13 persen di antaranya melamar untuk program Bachelor. Khusus dari Indonesia, penerima beasiswa OTS tahun ini mencapai 30 orang.

Dilihat dari data para pendaftar OTS, program studi yang paling banyak dipilih adalah jurusan teknik; ekonomi dan bisnis; serta ilmu sosial. Ada juga beberapa yang mendaftar untuk jurusan seni dan ilmu pengetahuan alam.

Universitas tujuan penerima beasiswa OTS ini di antaranya Tilburg University, VU Amsterdam, Saxion University of Applied Sciences, International Institute of Social Studies of Erasmus University Rotterdam, Radboud University, University of Groningen, The Hague University of Applied Sciences, dan Maastricht University.

"Buat aku sih cocok ya pilih ke Maastricht dan sangat pas dengan pilihan studinya di kampus ini, yaitu ekonomi digital. Kenapa, selain sudah punya pengalaman bekerja di dunia digital, ke depan itu kan perkembangan ekonomi digital makin dibutuhkan, terutama big data," ucap Dewi Mariasi, salah seorang penerima beasiswa OTS pada OTS Awardees Gathering di Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, Selasa (23/7/2019) malam.

Dewi mengatakan, saat ini dirinya bekerja di sebuah perusahaan rintisan atau startup yang fokus pada pengelolaan big data. Untuk mengembangkan diri, terutama dengan niatan bisa menjadi enterpreneur di bidang digital ekonomi, Dewi mengaku butuh wawasan luas dengan menimba ilmu tersebut ke Belanda.

"Hampir semua lini bisnis sudah mengatah digital saat ini, apalagi nanti sehingga yang namanya big data itu penting. Saya butuh banyak pendalaman ilmu soal itu, makanya saya berjuang untuk bisa dapat beasiswa ini dan bersyukur diterima," tambah Dewi.

Selain mengaku beruntung bisa melanjutkan studi dengan beasiswa, lanjut Dewi, program beasiswa OTS ini juga memberinya kesempatan untuk mencari kerja atau bisnis di Belanda. Menurut dia, jejaring internasionalnya untuk bisnis digital pun kelak semakin terbuka. 

Cahyu Santika, penerima beasiswa OTS lainnya, juga berpendapat tak jauh berbeda dengan Dewi. Jika Dewi berfokus pada ekonomi digital, Cahyu lebih ingin mendalami bidang pemasaran.

Peraih beasiswa OTS untuk program studi Economic Psychology di Tilburg University ini mengatakan, sebagai lulusan psikologi dirinya mengaku ingin mengembangkan diri ke bidang lain, yaitu pemasaran.

"Maunya bikin bisnis sendiri, tapi jangka pendeknya mau terjun ke marketing dulu. Intinya, saya ingin belajar banyak soal consumer behavior, bagaimana latar belakang konsumen mengambil keputusan dalam bisnis," kata Cahyu.

Sementara itu, Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl, dalam sambutannya di hadapan para penerima beasiswa OTS tersebut mengatakan bahwa beasiswa OTS adalah salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan banyak mahasiswa Indonesia untuk maju.

"Karena, saat kuliah di Belanda nanti mereka bukan hanya mendapat tambahan wawasan keilmuan di kelas, tapi juga menambah jaringan internasionalnya. Belum lagi kebiasaan mandiri yang didapat dari kebiasaan sehari-hari di Belanda," kata Peter.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com