Peminat Teknik Sipil di Kampus Ini Terus Meningkat, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 24/07/2019, 21:10 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Chairman President University Foundation Budi Susilo Soepandji mengatakan, ada fenomena menarik yang terjadi di kampus yang dipimpinnya, yaitu peningkatan jumlah peminat yang masuk ke Jurusan Civil Engineering atau Teknik Sipil. Namun, dia tidak menyebutkan angka peningkatan itu.

Menurut dia, kenaikan jumlah itu sebagai akibat dari penggunaan teknologi pada era digital sekarang ini yang tidak hanya berdampak pada ilmu sosial, tetapi juga ilmu eksakta.

“Era digital berpengaruh tidak hanya ke social science, tapi juga ke hard science. Sekarang ini peminat Civil Engineer di President University naik lagi, semakin diminati. Ini fenomena yang perlu dilakukan kajian,” ucap Budi Susilo Soepandji ketika berkunjung ke kantor Redaksi Kompas.com, Jakarta, Selasa (23/7/2019).

Selain itu, dia juga memperkirakan bahwa eksplorasi kebudayaan Indonesia di kampus President University membuat banyak mahasiswanya yang berasal dari luar negeri kagum terhadap kesenian lokal sehingga mereka tertarik untuk belajar di Indonesia, khususnya di kampus tersebut.

Mahasiswa asing tertarik gamelan

Dia mencontohkan, ada seperangkat gamelan yang berada di area kampus. Rupanya hal itu menarik para mahasiswa asing untuk mempelajari dan memainkannya, sembari mengisi waktu di tengah-tengah kesibukan mereka dalam kegiatan kuliah.

Baca juga: Lawan Stigma, Mau Rangkul Anak dengan HIV/AIDS?

“Di sana ada seperangkat gamelan, yang banyak mainkan nahasiswa asing. Itu membuat mereka kagum, belum lagi tariannya. Kekayaan budaya negara kita adopsi sehingga ada alat-alat musik yang bisa dipakai. Itu salah satu faktor non-akademik yang memengaruhi akademik,” imbuh Budi.

Dia pun menjelaskan, President University memiliki empat fakultas yang semuanya berbahasa Inggris, yaitu School of Business, School of Computer Science, School of Engineering, dan School of Humanities.

Terdapat empat jurusan di School of Business, yakni Accounting, Entrepreneurial Business, Management, dan Actuarial Business.

Kemudian, School of Computer Science pun mempunyai empat jurusan, yaitu Visual Communication Design, Information Technology, dan Business and Management Information System.

Selanjutnya, untuk School of Engineering ada lima jurusan, yakni Civil Engineering and Construction Management, Industrial Engineering, Robotics Design and Mechanical Engineering, Energy and Digital Control System Engineering, dan Resource Management and Environmental Engineering.

Terakhir, School of Humanities terdiri dari jurusan International Relations, Digital Communication and Public Relations, Law (Intenational, Corporate), dan International Elementary Teacher Education.

Solusi antara teori dan praktik kuliah

Sebelumnya, pendiri President University dan Jababeka Group, SD Darmono, mengatakan bahwa kampus yang didirikannya, yaitu President University di Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi, berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus mencoba memberi solusi tentang masalah antara teori dan praktik saat kuliah.

Pertama, masalah mengenai teori yang didapat di bangku kuliah bisa diatasi dengan mendapatkan gelar sarjana (S1) setelah lulus. Kedua, menyangkut praktik dilakukan dengan mengadakan program magang bagi mahasiswa agar mendapatkan pengalaman kerja.

“Makanya kami manfaatkan pabrik-pabrik sebagai tempat magang. President University dibangun untuk memenuhi kebutuhan dua pasar, yaitu orang ingin S1, tapi bisa magang di pabrik sehingga waktu lulus sudah ada pengalaman kerja, bisa Bahasa inggris, sehingga dapat gaji lebih tinggi,” ujar Darmono.

Selain itu, imbuhnya, lingkungan kuliah di kampus tersebut juga kompetitif karena tercipta dari keseimbangan antara teori dan praktik tadi. Banyak mahasiswa dan dosen yang berasal dari luar negeri dengan materi kuliah berstandar internasional.

Dengan demikian, mahasiswa lokal terbiasa berkomunikasi dalam bahasa Inggris karena mereka juga tinggal bersama di asrama dalam setahun pertama.

“Kuliah juga cari lingkungan yang cocok yang menentukan pertemanan dan karakter. Jadi kalau pintar dan tinggal di asrama, biasanya pembentukan karakter lebih baik. Kuliah itu perlu environment. Kami ciptakan lingkungan yang bersaing di industri sehingga kompetitif waktu lulus,” tutur Darmono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau