KOMPAS.com – Universitas Bina Nusantara (Binus) memiliki sejumlah cara untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menyiapkan diri menghadapi perkembangan dunia industri digital khususnya teknologi dan informasi (TI).
Wakil Rektor bidang Ketenagakerjaan Global dan Kewirausahaan Universitas Binus Dr Meyliana mengatakan salah satu cara memperbaiki kurikulum pendidikan. Saat ini pihaknya telah melaksanakan kurikulum 3 plus 1.
“3 plus 1 ini maksudnya tiga tahun di dalam kampus dan satu tahun di luar kampus. Ini disebut sebagai enrichment program,” ujar Meyliana kepada Kompas.com, Jumat (23/8/2019).
Dia menjelaskan, untuk mengikuti program itu mahasiswa boleh memilih lima jalur yang disediakan, yaitu internship (magang), enterpreneurship (kewirausahaan), research (penelitian), community development (pengembangan komunitas), dan study abroad (kuliah di luar negeri).
Program yang sudah dillaksanakan sejak tahun 2016 itu memerlukan fasilitas, antara lain dengan membuat coworking space di lingkungan kampus Binus.
Meyliana menyampaikan mahasiswa membutuhkan fasilitas untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan, membangun jaringan, dan menjalin hubungan dengan orang-orang terkait.
Baca juga: Dukung Pertumbuhan Startup, Binus Buka Coworking Space CoHive
“Coworking space ini sangat diperlukan, terutama untuk membangun enterpreneurship. Mahasiswa butuh ruang diskusi, komunikasi, dan belajar bersama. Maka, kondisi tempat yang nyaman seperti ini cocok untuk mereka yang disebut sebagai generasi milenial,” imbuhnya.
Terkait usaha mengikuti perkembangan industri teknologi dan informasi, Binus melakukan usaha lain berupa keterlibatan dalam lomba-lomba berskala nasional dan internasional. Para mahasiswanya dibekali pengetahuan yang cukup agar siap bersaing dengan mahasiswa dari kampus lain.
Selain itu, pihak kampus juga rutin bekerja sama dengan pelaku industri melalui berbagai kelompok diskusi untuk mendapat masukan tentang tren yang menjadi kurikulum sekarang ini.
“Anak-anak kami mengikuti harus mengikuti tren saat ini, misalnya tentang Google language, itu sudah jamak digunakan oleh teknologi startup di Indonesia. Kami juga ikuti banyak kompetisi, baik yang diadakan sendiri atau yang di luar, agar mahasiswa itu bisa tumbuh dengan baik dalam skill IT,” tutur Meyliana.
Sebelumnya diberitakan, Universitas Binus meresmikan ruang kerja komunal (coworking space) melalui kerja sama dengan CoHive. Berlokasi di Binus Square, tempat itu didesain sebagai sarana para mahasiswa untuk belajar, mengerjakan tugas, dan mengembangkan jaringan.
Terlebih lagi, dalam dunia industri digital yang semakin berkembang saat ini, Binus dan CoHIve ingin memfasilitasi wadah bagi generasi muda untuk mengembangkan bakat dan kemampuan mereka untuk menghasilkan startup baru yang terus bermunculan.
“Mahasiswa Binus bisa mengembangkan diri mereka, menghasilkan startup yang kreatif dan memberi solusi. Mereka juga bisa mengembangkan jaringan dengan orang profesioanal lain,” ujar perwakilan dari Universitas Binus, Francis Santoso, dalam peresmian coworking space CoHive di Binus Square, Jakarta, Kamis (22/8/2019).
Dia merasa optimistis melalui kehadiran coworking space ini bisa menghasikan startup baru yang diharapkan nantinya bisa menjadi salah satu unicorn di Indonesia.
Disebutkan bahwa startup Traveloka dan Tokopedia dulunya juga dimulai dari EV Hive. Sekarang perkembangan kedua startup itu bisa dibilang luar biasa dan sudah dikenal banyak orang.
“Mudah-mudahan dari Binus ini nantinya bisa seperti itu. Ini adalah awal dari sesuatu yang bisa kita banggakan di masa depan,” imbuh Francis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.