Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolaborasi Syarat Mutlak Percepatan Penguatan SDM Nasional

Kompas.com - 27/08/2019, 08:41 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menekankan pentingnya semangat kolaborasi dalam penguatan SDM Indonesia agar mampu meningkatkan daya saing global.

Hal ini disampaikan Menristekdikti saat membuka Rangkaian Kegiatan Ilmiah Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 Tahun 2019 di Denpasar Bali pada Senin (26/9/2019). 

Rangkaian Kegiatan Ilmiah Hakteknas yang berlangsung 25-28 Agustus 2019 ini mencakup 18 kegiatan ilmiah dan diadakan di berbagai lokasi di Bali, 56 di seluruh Indonesia, dan satu di London, Inggris.

Rangkaian acara melibatkan puluhan perguruan tinggi dan lembaga penelitian, pengembangan (lemlitbang) dari kementerian maupun lembaga negara (K/L), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta.

Kolaborasi keniscayaan

"Memasuki era Industri 4.0, bagaimana kemajuan teknologi yang harus diantispasi sementara sebelumnya Indonesia tidak memiliki perfomance yang baik dalam penelitian. Kita belum punya rancangan riset nasional yang baik," ujar Menteri Nasir.

Baca juga: Bali Jadi Saksi Bangkitnya Gairah Riset dan Inovasi Anak Bangsa

Menristekdikti berharap dengan ditetapkanya Rencana Induk Riset Nasional dan UU Sisnas Iptek Juli lalu dapat mendorong riset dan penelitian Indonosia mampu menyaingi Korea Selatan dalam kemajuan ekonomi dan teknologi.

Setidaknya ada 10 bidang yang menjadi arah Kemenristekdikti dalam pengembangan riset dan penelitian menunjang fokus ekonomi kreatif meliputi; pangan, kesehatan dan obat-obatan, teknologi informasi, transportasi, teknologi nano-teknologi, pertahanan, energi dan energi terbarukan, kemaritiman, mitigasi bencana dan sosial, humaniora dan budaya.

"Kita berharap riset yang dikembangkan dapat membantu mendorong pada pada ekonomi kreatif sehingga Indonesia makin maju. Masing-masing daerah nantinya dapat mengembangakan inovasi-inovasi mereka lewat science park atau taman sains yang mereka miliki," ujar Mohamad Nasir.

Untuk mempercepat peningkatan daya saing, Menteri Nasir mengajak berbagai pihak untuk tidak terlalu mengkhawatirkan soal rektor asing. "Nasionalisme tetap kita pertahankan. Jangan risau soal rektor asing karena kemajuan tidak dapat berjalan tanpa ada kolaborasi," jelas Mohamad Nasir.

"Kolaborasi dengan dosen, rektor atau peneliti asing ini kita diperlukan untuk meningkatkan kualitas SDM," ujar Menristekdikti yang juga mengumumkan telah ada rektor asing memimpin salah satu PTS Indonesia.

Kerja sama Kemenhan

Pada agenda ini, Menristekdikti dan eselon Kemenristekdikti menandatangani empat nota kesepahaman penting dengan Kementerian Pertahanan, Kementerian Hukum dan HAM, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), serta PT Tata Sarana Mandiri dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Dari keempat nota kesepahaman tersebut, nota kesepahaman antara Kemenristekdikti dengan Kementerian Pertahanan berfokus pada kerja sama pendidikan, riset, penguatan inovasi dan pengabdian masyarakat.

Dalam kesempatan ini Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyampaikan pihaknya mendukung inovasi dalam negeri dalam bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Kemenhan telah mengalokasikan anggaran 16 triliun Rupiah untuk industri pertahanan nasional, terutama melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Strategis yang mencakup PT Pindad, PT PAL, PT Dirgantara Indonesia.

"Mari kita tunjukkan pada dunia bahwa produksi alutsista TNI dalam negeri memiliki kualitas dan performa yang handal, yang prima dalam memperkuat sistem pertahanan negara Indonesia, sehingga dunia akan melihat dengan mata kepala sendiri, kehandalan produk dalam negeri Indonesia yang kemudian akan memilih Indonesia sebagai salah satu produsen alutsista yang memiliki potensi untuk kemudian memesan alutsista tersebut," ungkap Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com