Profesionalitas Guru SMK Diharapkan Mampu Jawab Tantangan Teknologi

Kompas.com - 12/09/2019, 20:53 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia saat ini masih kekurangan sekitar 159.000 guru vokasi di berbagai wilayah. Tidak hanya segi kuantitas, profesionalitas guru bidang vokasi juga dipandang masih kurang.

Hal ini ditandai masih tingginya guru bidang vokasi belum memiliki sertifikat pendidik dan sertifikat kompetensi keahlian.

Hal ini disampaikan Paristiyanti Nurwardani, Direktur Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pembelajaran, dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) Kemenristekdikti dalam pembukaan "Seminar Nasional Inovasi Pembelajaran Pendidikan Profesi Guru (PPG) Bidang Vokasi" di Serpong, Tangerang Selatan (10/09/2019).

Padahal, Paristiyanti memaparkan sertifikasi pendidik menjadi indikator bahwa guru tersebut telah dinyatakan layak dan lolos uji kompetensi menjadi guru profesional. Di sisi lain, sertifikat kompetensi keahlian menjadi indikator guru vokasi tersebut ahli dalam sebuah bidang vokasi.

Baca juga: Revitalisasi SMK, Pemdaprov Jabar Gandeng Dunia Industri

Seminar nasional ini dihadiri 63 Wakil Rektor I Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara PPG, 63 Koordinator PPG, 43 Wakil Direktur Bidang Kerja sama Politeknik Negeri, serta 31 Kepala Sekolah Mitra PPG (SMK).

Dari seminar ini diharapkan mampu dan mengembangkan inovasi pembelajaran di SMK melalui peranan yang dimiliki masing-masing pemangku kepentingan sehingga lulusan SMK akan siap kerja dalam persaingan dunia industri.

Paristiyanti pun menjelaskan dengan semakin bergaungnya isu Revolusi Industri 4.0, diperlukan inovasi agar para calon guru profesional sudah terpapar sejak dini akan teknologi informatika dan bagaimana menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran.

Seminar ini bentuk pengembangan dari peran Kemenristekdikti melalui Ditjen Belmawa dalam pemenuhan guru bidang vokasi sesuai Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru (SNPG).

Program ini diperuntukkan bagi lulusan yang memiliki latar belakang beragam, yaitu: lulusan S-1 Kependidikan atau S-1 Non Kependidikan atau D-4 (yang belum/tidak menjabat sebagai guru sekolah).

Melalui PPG Prajabatan, diharapkan dapat melahirkan guru yang profesional sesuai dengan perkembangan revolusi Industri 4.0.

Profesionalitas guru di Indonesia diharapkan mampu menjawab tantangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak pada perubahan pola pembelajaran serta meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran sehingga lulusan SMK mampu memiliki keahlian sesuai dengan perkembangan industri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau