Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Siswa Indonesia Raih Emas di “Young Inventors Challenge 2019”

Kompas.com - 24/09/2019, 07:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Siswa Indonesia kembali menorehkan prestasi hebat di kancah internasional. Prestasi membanggakan itu datang dari Siti Nur Kholisah dan Suprihatin, siswi SMA Negeri 1 Kedungpring, Lamongan, Jawa Timur, peraih medali emas "Young Inventors Challenge (YIC)" yang diselenggarakan Malaysian Global Innovation & Creativity Center (MAGIC), Cyberjaya, Malaysia (21/9/2019).

Peneliti muda Indonesia ini meraih medali emas di YIC 2019 lewat penelitian mereka mengenai foam dari eceng gondok dan tepung singkong yang dirancang sebagai thermal insulator atau penahan panas dalam ruangan.

Temuan tersebut sesuai dengan tema yang diusung YIC tahun 2019, yaitu Sustainable Development Goals-12 (SDGs-12). Salah satu tujuan SDG’s adalah memastikan pola konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab terhadap lingkungan, sosial, dan budaya.

Lulusan seleksi OPSI dan FIKSI 

Ajang YIC 2019 diikuti 446 peserta dari 10 negara Asia, yakni Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, Myanmar, Vietnam, China, Timor Leste dan Indonesia. Indonesia dalam ajang ini mengirimkan tiga tim bersaing dengan 133 tim finalis lainnya.

Baca juga: FLS2N 2019: Upaya Perkuat Prestasi dan Nasionalisme Siswa lewat Seni

 

Berdasarkan rilis resmi Kemendikbud, ketiga tim Indonesia berasal dari tiga sekolah menengah atas, yakni:

1. Siti Nur Kholizah dan Suprihatin dari SMA Negeri 1 Kedungpring, Lamongan, Jawa Timur dengan karya ilmiah berjudul "Biofoam Engkong".

2. Safira Aprilia Safitri dan Esti Indriani dari SMA Negeri 1 Cisarua, Lembang, Jawa Barat dengan karya inovasi berjudul “Nature Pot” (pot yang terbuat dari limbah media tanam jamur).

3. Noni Mila Ardani dan Ni Putu Ayu Ratna Dewi dari SMA Negeri Banua Kalimantan Selatan dengan karya temuan berjudul “Pake-Ka” (kertas yang terbuat dari daun Kalakai).

Delegasi Indonesia pada YIC 2019 terpilih melalui seleksi nasional pada ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) dan Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) tahun 2018.

Purwadi Sutanto, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas (PSMA) mengatakan OPSI dan FIKSI merupakan ajang Direktorat PSMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud bertujuan menjaring dan membina talenta muda di bidang penelitian dan kewirausahaan untuk siswa SMA.

Inovasi berbasis kearifan lokal

Alvanov Zpalanzani Mansoor, dosen ITB pendemaping delegasi YIC di Malaysia mengatakan kegiatan yang diselenggarakan Asosiasi Sains Teknologi dan Inovasi (ASTI) mengharapkan munculnya invention (penemuan) yang memberikan solusi atas permasalahan lokal yang dapat diimplementasikan pada konteks global.

“Harapan tersebut menjadi benang merah yang dapat ditarik dari karya-karya temuan para pemenang YIC 2019. Karya Siti Nurkholisah dan Suprihatin sangat relevan dengan permasalahan pada konteks global, yaitu fenomena pemanasan global. Temuan mereka dapat menjadi produk industri inovatif berbasis kearifan lokal, namun berdaya saing global,” jelasnya.

Rizal Alfian dari Kemendikbud yang juga ikut mendampingi delegasi YIC di Malaysia menambahkan selain mendapatkan penghargaan medali emas, tim Indonesia juga mendapatkan penghargaan 1st Runner Up Pitch Video Competition. 

Video yang dibuat finalis YIC adalah video yang mempresentasikan temuan atau karya ilmiahnya. Penghargaan tambahan ini diberikan panitia YIC sebagai wujud apresiasi dalam pengembangan kompetensi komunikasi siswa melalui media digital.

“Kemendikbud menjalankan fungsinya dalam pembinaan dan penjaringan talenta peserta didik untuk jenjang pendidikan menengah. Diharapkan telenta muda yang telah terjaring ini dapat ditindaklanjuti pada jenjang pendidikan tinggi. Sehingga pembinaan yang dikelola secara berkesinambungan dapat dipetik manfaatnya untuk negara dan bangsa Indonesia,” ujar Rizal menyampaikan harapannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com