KOMPAS.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir meminta para rektor di seluruh Indonesia agar mencegah mahasiswanya masing-masing melakukan demonstrasi.
Bahkan dia mengancam akan memberi sanksi keras kepada rektor apabila terbukti tidak bisa mengantisipasi gerakan mahasiswanya atau mengerahkan mahasiswa melakukan unjuk rasa.
“Saya mengajak rektor di semua perguruan tinggi agar tidak mengerahkan mahasiswa untuk berdemonstrasi. Nanti akan dilihat sanksinya. Gerakannya seperti apa. Sanksinya keras, ada dua, bisa SP1 dan SP2,” ujar Nasir, seperti dipublikasikan Antara, Kamis (26/9/2019).
Dia pun meminta para rektor supaya mengajak mahasiswanya untuk melakukan dialog. Sebab, sesuai pesan Presiden Joko Widodo bahwa jangan sampai mahasiswa turun ke jalan karena insan akademik itu dianggap sebagai insan intelektual.
Baca juga: Menristekdikti Sebut Ada Mahasiswa Demonstran Tak Paham Substansi Persoalan
Nasir mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Polri dan TNI untuk melacak jika ada mahasiswa yang bertindak inkonstitusional. Maka dari itu, rektor harus mengambil tanggung jawab.
Selain itu, dosen yang ikut mengerahkan mahasiswa juga akan diselidiki, terutama jika dosen yang melakukan pengerahan mahasiswa itu adalah pegawai negeri sipil.
“Saya berharap mahasiswa jangan sampai terpengaruh isu politik. Jangan sampai diarahkan para penumpang gelap yang memengaruhi maksud bai kmahasiswa. Penumpang gelap ini berbahaya karena mereka yang akan melakukan tindakan inkonstitusional,” imbuh Nasir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.