Universitas dan Industri Perlu Berkolaborasi Aktif Siapkan SDM

Kompas.com - 06/12/2019, 20:53 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kolaborasi pendidikan tinggi dan industri mutlak dilakukan dalam menghadapi masa depan di mana butuhan pekerjaan jadi tak menentu. Penyiapan kompetensi mahasiswa yang mampu beradaptasi dengan jenis pekerjaan baru menjadi tugas penting universitas.

Hal itu diungkapkan Rektor Universitas Multimedia Nusantara, Ninok Leksono dalam acara Seminar Nasional bertajuk "Kolaborasi dalam Era Komunikasi Digital" di Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Banten minggu lalu.

Ninok mengatakan dunia kampus dan industri pasti akan terkena imbas disrupsi era 4.0. Ia mengakui UMN sedikit banyak telah terkena disrupsi di era 4.0. "Mengenai kurikulum baru itu harus diakui sulit. Pekerjaan yang muncul setelah era 4.0 itu saja belum jelas. Akan seperti apa pekerjaan yang muncul," kata Ninok.

Ia menyebutkan formula paling jitu dalam era 4.0 adalah mempersiapkan mahasiswa itu menjadi insan pembelajar, adaptif, dan berkolaborasi dengan pekerjaan-pekerjaan baru.

Kolaborasi menyambut peluang

Chief Executive Officer Kompas Gramedia (KG) Media, Andy Budiman mengatakan sumber daya manusia di bidang pengolahan data berbasis teknologi di Indonesia sangat langka. Padahal kebutuhan tenaga kerja untuk bidang tersebut sangat tinggi.

Baca juga: Masuki Era Industri 4.0, Guru Diharapkan Memiliki Paradigma Milenial

"Talent yang dicari bisa mengembangkan data. Value creation itu sangat tinggi. Karena kita masih berurusan dengan middle man namanya Google," kata Andy.

Adapun potensi pekerjaan seperti data analyst, data engineer, dan ahli statistika banyak dicari di Indonesia. Andy mencontohkan potensi digital advertising yang tinggi dan membutuhkan posisi-posisi ahli di bidang data tersebut.

"Untuk mahasiswa, ini ada opportunity lalu dicocokkan dengan passion seperti machine learning, artificial intelegent," tambahnya.

Andy mengajak para industri dan universitas bekerja sama untuk menyiapkan sumber daya manusia yang mampu menguasai kompetensi yang dibutuhkan oleh pihak industri.

Ia juga menyebutkan pentinya berkolaborasi dengan pihak untuk kampus agar bisa menyelesaikan masalah ketidakcocokan antara kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan.

"Supaya kita bisa dapat talent dari universitas. Bisa creating talent bukan cuma acquiring talent. Itu kunci di industri kita. Mau itu di bidang teknologi atau di bidang data," ujarnya.

Kerjasama UMN dengan asosiasi

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (FIKOM UMN) melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara dengan beberapa pihak yaitu Aspikom, ISKI, P3I, Perhumas, Sonar Platform, Leverate, dan Dewan Pers. Penandatangan MoU adalah bentuk sinergi antara pendidikan tinggi Ilmu Komunikasi dan industri.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (FIKOM UMN) melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara dengan beberapa pihak yaitu Aspikom, ISKI, P3I, Perhumas, Sonar Platform, Leverate, dan Dewan Pers. Penandatangan MoU adalah bentuk sinergi antara pendidikan tinggi Ilmu Komunikasi dan industri.

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (FIKOM UMN) melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara dengan beberapa pihak yaitu Aspikom, ISKI, P3I, Perhumas, Sonar Platform, Leverate, dan Dewan Pers.

Penandatangan MoU adalah bentuk sinergi antara pendidikan tinggi Ilmu Komunikasi dan industri.

Penandatangan MoU tersebut menjadi bagian dalam Seminar Nasional bertajuk Kolaborasi dalam Era Komunikasi Digital yang diselenggarakan oleh FIKOM UMN.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau