Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BPIP: Tuhan memberikan alat yang namanya Pancasila

Kompas.com - 01/06/2020, 20:53 WIB
Irfan Kamil,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Yudian Wahyudi dalam wawancara memaknai Hari Lahir Pancasila (1/6/2020) di TVRI mengatakan bersyukur memiliki Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia 

Prof. Yudian mengatakan “Yang pertama ini ucapan syukur ya kalau bahasa tasyakuran, kita bersyukur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa diberi ideologi pemersatu dan pembebas di tengah-tengah kecamuk perang dunia kedua.”

Ia melanjutkan, “bayangkan tanggal 1 juni 1945 itu jauh dari kemerdekaan, hari itu sedang terjadi perang dunia di tanah kita yang menjadi Indonesia nantinya” Lanjutnya.

Kepala BPIP ini mengatakan, "kita harus bersyukur Kepada Tuhan diberikan Pancasila. Kalau kata Bung Karno 'Jasmerah' Jangan pernah melupakan sejarah."

Baca juga: Hari Lahir Pancasila, Ketua DPR Sebut RI Butuh Gotong Royong Berskala Besar

Prof. Yudian mengatakan kita sebagai bangsa memiliki alat yang berbeda. “Dua kekuatan besar (Amerika dan Rusia) menggunakan teknologi militer, terlengkap, termasif, tercanggih, baik angkatan udaranya, laut maupun darat” Katanya

“Kita tidak punya apa-apa tapi Tuhan memberikan kita sebuah alat yang namanya pancasila,” ujar Prof Yudian.

Pancasila ideologi mempersatukan

Prof. Yudian mengatakan “Pancasila ini mempersatukan ideologi yang dulu bertarung di Indonesia untuk saling mengalahkan dirubah menjadi pembebas. Jadi pemersatu kemudian pembebas.” 

Ia melanjutkan, “Pancasila dalam tindakan sudah dilakukan di berbagai unsur masyarakat, contoh sederhana masyarakat gotong-royong membangun selokan itu kan mewujudkan sila persatuan.” 

Masyarakat Indonesia dalam kehidupannya sehari-hari juga menanamkan nilai-nilai pancasila dalam berbagai interaksinya di lingkungan.

Kepala PBIP ini mengatakan, “masyarakat yang mengantarkan orang meninggal itu juga bukti gotong royong yang berangkat dari sila ketuhanan dan sila kemanusiaan yang beradab."

Ia menambahkan, "setiap masyarakat bisa melaksanakan Pancasila dengan kemampuan dan keahlian masing-masing yang dioptimalkan.".

“Orang-orang yang mempunyai minat dan bakat dalam berbagai bidang ini kan juga melaksanakan Pancasila dalam batas kemampuan dan keahlian mereka masing-masing”. Katanya.

“Anda ahli sepak bola silahkan melalui sepak bola. Satu hal yang paling penting kita tidak boleh terpecah belah, sebab kalau itu terjadi kita akan runtuh sebagai bangsa,” tegas Prof. Yudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau