KOMPAS.com - Disabilitas daksa tak menyurutkan semangat guru Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 20 Bandung Dadan Mochammad Ramdan untuk berprestasi sejak sekolah hingga akhirnya menjadi abdi negara.
Dadan bercerita, meski mengalami keterbatasan fisik, sejak di bangku TK hingga SMA ia tetap bersekolah di sekolah umum dan selalu berhasil berada di peringkat 3 besar di kelas.
Usai lulus sekolah, keinginan untuk bersekolah tinggi membuatnya berhasil masuk ke Universitas Islam Nusantara meski keluarga sempat tak mengizinkan.
Kala itu, Dadan hanya fokus untuk bisa lanjut ke perguruan tinggi, apapun jurusannya.
Baca juga: Video Call dengan Jokowi, Ini Curhat Guru soal Kendala Belajar Online
"Saat itu, saya kuliah (jurusan apa pun) enggak masalah, yang penting ada kesempatan dulu. Jika sudah masuk, saya harus totalitas. Tahu cara belajar maksimal dengan tetap bertanggung jawab," tuturnya seperti dilansir dari laman Dinas Pendidikan Provinsi Jawa barat, Minggu (13/9/2020).
Dadan pun memilih jurusan pendidikan bahasa Indonesia. Semangat dan totalitas membuat tak sedikit orang mendukung perjuangan Dadan.
Seperti dosen mata kuliah morfologi dan dosen pembimbing yang selalu memupuk kepercayaan diri Dadan selama berkuliah,
"Mereka memberikan support luar biasa," ungkapnya.
Baca juga: Cerita Guru Kiswanto Mengajar Jarak Jauh Murid SD Tanpa Internet
Totalitas lain Dadan tunjukkan saat mengikuti tes calon pegawai negeri sipil (CPNS).
Meski, telah lima kali mendaftar CPNS dan lima kali pula gagal, guru yang hobi menyanyi dan memasak ini tak mudah menyerah dan terus menemukan kelemahannya dalam ujian.
Usai memahami permasalahannya, pada tes keenam, guru bahasa Indonesia itu berhasil lulus sebagai PNS.
"Sebetulnya hopeless, cuma jadi ingat Mamah yang tetap nyuruh daftar. Akhirnya di-cumponan dulu dan Alhamdulillah karena proses ikhtiar serta doa orang tua, saya bisa sampai di sini," tuturnya.
Baca juga: Seperti Ini Cara dan Syarat Dapatkan Kartu Indonesia Pintar
Menurutnya, ketika mendidik anak, guru berperan sebagai pemberi contoh. Hal dasar yang harus dipenuhi guru, kata dia, adalah mengerti tentang hak dan kewajibannya.
"Jika tidak bisa memberi contoh mulai dari hak dan kewajibannya, bagaimana seorang guru bisa mencerminkan kesuksesan bagi anak-anak," tegasnya.
Selain itu, kata Dadan, peran guru bukan hanya sebagai sosok pemberi tugas, tapi bisa menjadi teman bagi anak didiknya.
"Guru itu bukan hanya dikenang, tapi harus bisa mengenang karena guru adalah sosok panutan dan teladan," ucapnya.
Dengan prinsip itulah, Dadan mengabdikan diri sebagai seorang guru.
Baca juga: Cek Daftar Kampus Swasta dan Prodi yang Terima KIP Kuliah
Perjalanan dari Stasiun Cicalengka ke Stasiun Cikudapateuh menjadi saksi langkah Dadan mendedikasikan diri menjadi guru yang bukan hanya mengajar, tapi juga menginspirasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.