Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UGM: Produktivitas Padi Nasional Stagnan, Hal Ini Bisa Terjadi

Kompas.com - 16/04/2021, 16:35 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof. Y. Andi Trisyono mengungkapkan, dalam 10 tahun terakhir angka produktivitas padi nasional cenderung stagnan atau landai.

Hal serupa juga terjadi di sisi luasan panen. Sementara itu jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Menurutnya, apabila kondisi ini terus berlangsung maka dikhawatirkan pada suatu saat Indonesia akan mengalami defisit beras.

“Misalnya saat ini surplus, tetapi di suatu titik akan mengalami minus,” ungkap Prof. Andi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (16/4/2021).

Baca juga: Gunakan Kursi Roda, Chantika Tetap Semangat Ikuti UTBK di Undip

Konsumsi pangan lokal

Dekan Fakultas Pertanian UGM, Jamhari menambahkan, pemerintah perlu menyiapkan penduduk Indonesia untuk mengonsumsi pangan lokal.

Hal itu penting dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor pangan. Kekayaan keanekaragaman hayati akan sumber pangan fungsional lokal yang besar meningkatkan peluang dalam menekan ketergantungan impor sumber bahan pangan.

“Selain itu juga perlu edukasi yang juga diiringi dengan inovasi di bidang pengolahan pangan,” terang Jamhari.

Dalam acara webinar Kebijakan Pembangunan Pertanian Seri 1: Problematika dan Kebijakan Impor Beras yang diselenggarakan Pusat Kajian Kebijakan Pertanian (PAKTA) Fakultas Pertanian UGM dan Kagama Pertanian UGM turut menghadirkan Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso.

Baca juga: Bantu Petani Garam, Mahasiswa ITS Gagas Inovasi SHASA

Impor beras dinilai kurang tepat

Sutarto menilai keputusan pemerintah mempersiapkan impor beras saat panen raya kurang tepat. Sebab, secara psikologis akan berdampak pada pasar beras dalam negeri.

“Harga gabah dan beras akan tertekan dan cenderung akan turun terus,” terang Sutarto

Sutarto meminta pemerintah untuk meninjau kembali keputusan impor beras untuk membantu petani agar harga wajar dapat diterima petani.

Baca juga: Lowongan Kerja Dosen Universitas Padjadjaran 2021, Simak Infonya

Dengan begitu, petani akan tetap bergairah untuk bertanam padai kembali pada musim selanjutnya.

“Disarankan pemerintah agar meningkatkan penyerapan gabah dan beras dalam negeri secara intensif,” terang mantan Dirut Perum Bulog ini.

Sutarto juga memandang perberasan nasional perlu dilakukan dilakukan secara komperehensif mulai dari hulu, on farm, dan hilir dengan menetapkan kebijakan yang sesuai dengan amanat undang-undang yang berlaku.

Baca juga: Beri Manfaat Lebih bagi Petani, Dosen Unsoed Kembangkan Pupuk N-ZEO-SR

Peninjauan kembali terhadap berbagai peraturan menteri perlu dilakukan, antara lain harga ecer tertinggi beras, harga pembelian pemerintah dan pelaksanaan bantuan sosial non tunai.

“Perlu revitalisasi penggilingan padi kecil untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi hasil serta efisiensi. Lalu, penyusunan sistim logistik nasional dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pangan,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com