Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unair Ungkap Prediksi Masa Depan Bisnis NFT

Kompas.com - 30/01/2022, 14:24 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Istilah non-fungible token (NFT) ramai diperbincangkan setelah nama Ghozali Everyday viral.

Ghozali Everyday berhasil menjual ratusan foto selfienya dalam aset digital non-fungible token (NFT) dengan nilai fantastis. NFT sendiri merupakan salah satu produk dari teknologi blockchain yang memperjualbelikan dengan koin ether.

Pakar Ekonomi Syariah Universitas Airlangga (Unair) Imron Mawardi mengatakan, NFT boleh diperjualbelikan. Hal ini mengacu pada Fatwa MUI yang memperbolehkan cryptocurrency dengan underlying aset.

Imron menerangkan, aset pada NFT dapat berupa foto, lukisan, atau karya seni lainnya. Sehingga aset-aset tersebut tentunya tidak boleh bertentangan dengan syariat dan memenuhi syarat sil'ah.

Baca juga: Tips Menjaga Daya Tahan Tubuh di Musim Hujan, Siswa Yuk Coba

NFT dapat menjadi suatu instrumen investasi

Menurutnya, nilai jual NFT tercipta dengan adanya keunikan dalam suatu karya. Dalam kasus Ghozali, hal unik tersebut berada pada kebiasaan Ghozali berswafoto dengan pose selalu sama.

"Pada NFT, karya unik apapun itu dapat bernilai dan menciptakan pasar. Ketika ada pasar, nilai dari karya tersebut akan terus meningkat, tergantung dengan persepsi pasar," urai Imron seperti dikutip dari laman Unair, Minggu (30/1/2022).

Dia menambahkan, dengan teknologi, hal tersebut akan menjadi lebih mudah. NFT dapat menjadi suatu instrumen investasi sebab nilainya yang mungkin akan naik beberapa tahun ke depan. Seperti halnya bitcoin yang bernilai $ 0,30 di tahun 2011 kini telah bernilai lebih dari $ 40.

Baca juga: 4 Universitas Negeri di Malaysia dengan Biaya Pendidikan Terjangkau

Hal tersebut bergantung kepada kepekaan individu menilai suatu barang yang berkemungkinan memiliki nilai tinggi di masa depan.

"Misalnya, foto pemain Persebaya yang menciptakan goal diunggah pada marketplace NFT saat ini. Mungkin beberapa tahun ke depan akan laku terjual dengan nilai yang tinggi. Karena memiliki nilai historis yang unik dan tidak bisa dipalsukan," ungkap Imron.

Diperkirakan akan terus meningkat

Dia menekankan, produk NFT ini sangat luas, sehingga harus benar-benar peka dalam membaca pasar.

Menurut Imron, meskipun tingkat penerimaannya belum besar, tren teknologi berbasis blockchain ini diperkirakan akan terus meningkat dan sangat berprospek.

Ketika penerimaan semakin luas, permintaan akan semakin tinggi. Maka harganya pun akan semakin naik. Hal tersebut merupakan kekuatan dari teknologi yang membuat dunia tidak ada batas.

"Mungkin bagi kita tidak bernilai, tetapi bagi orang lain memiliki nilai. Sehingga semua dapat memiliki harga," imbuhnya.

Masyarakat harus hati-hati dan memiliki pengetahuan

Imron menekankan, masyarakat perlu berhati-hati dan harus memiliki pengetahuan dalam mengenali harga. Meskipun NFT berada pada pasar digital, tidak menutup kemungkinan adanya permainan pasar.

Baca juga: Tips Menjaga Daya Tahan Tubuh di Musim Hujan, Siswa Yuk Coba

Dia mengungkapkan, permainan pasar tersebut dapat tercipta dengan permintaan palsu, sehingga harga menjadi semu. Harga semu yang mahal otomatis akan membuat harga sebenarnya menjadi naik berkat persepsi pasar.

"NFT ini banyak sekali kelebihannya. Keunikan yang tercipta akan membuat orang membeli aset tersebut. Namun, kita perlu juga melihat apakah barang tersebut sesuai dengan syariat atau tidak. Dan jangan lupa untuk terus berhati-hati, meskipun dalam pasar digital," pungkas Imron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com