Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi UNS Beri Tips Memilih Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK

Kompas.com - 30/06/2022, 08:30 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang terjadi pada hewan ternak masih terus terjadi di Indonesia.

Bahkan sebaran wabah PMK ini juga makin meluas. Akibat wabah PMK ini, ribuan hewan ternak dilaporkan positif dan beberapa hewan ternak juga dilaporkan mati.

Pemerintah sudah mengambil langkah cepat untuk menanggulangi wabah PMK. Terlebih hari raya Idul Adha akan datang sebentar lagi.

Wabah PMK ini tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat terlebih menjelang Idul adha. Meskipun PMK tidak menular ke manusia, masyarakat tentu khawatir dengan merebaknya PMK yang menyerang hewan ternak.

Baca juga: 10 Tempat Kerja Terbaik di Indonesia 2022, Fresh Graduate Cek

Wabah PMK tidak menular ke manusia

Bagi masyarakat yang khawatir memilih hewan ternak saat Idul Adha, akademisi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan.

Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Program Studi (Prodi) Peternakan, Fakultas Pertanian (FP), Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Sulistyo mengatakan, PMK sebagai penyakit mulut dan kuku yang diakibatkan virus yang menyerang hewan berkuku belah seperti kerbau, sapi, kambing, kuda, gajah.

Hewan yang terjangkit PMK dapat dilihat dari segi fisik hewan. Pertama, hewan yang terkena PMK lebih banyak mengeluarkan air liur. Jika mulutnya dibuka, terdapat bercak-bercak merah semacam sariawan.

Ciri fisik lain dari penyakit PMK yang menonjol yakni terdapat luka pada kuku hewan. Namun, pada kasus yang lebih berat, kuku hewan dapat lepas sehingga hewan tidak mampu menopang tubuhnya untuk berdiri.

"Penyakit ini kalau untuk orang itu seperti sariawan, jadi tidak mematikan tetapi bagaimana menjaga kondisi ternak itu sendiri untuk mengonsumsi makanan," terang Sulistyo seperti dikutip dari laman UNS, Kamis (30/6/2022).

Baca juga: Calon Doktor Muda UB, Syahputra Lulus dengan IPK 4,00 di Usia 26 Tahun

Menurut Sulistyo, apabila orang mengalami sariawan, nafsu makan biasanya akan drop. Sedangkan kalau pada ternak dibiarkan begitu, kondisi akan semakin parah dan bisa menyebabkan kematian.

"Tetapi jika dirawat, diberi antibiotik dan sebagainya sehingga nafsu makan tetap terjaga, Insyaallah aman," papar Sulis.

Saat memilih hewan kurban, lanjut Sulis, masyarakat bisa menanyakan SKKH atau surat keterangan sehat dari dokter hewan saat hendak membeli hewan kurban.

1. Cek kesehatan hewan kurban

Sulistyo mengungkapkan, masyarakat yang mencari hewan kurban, bisa cek kesehatan hewan terlebih dahulu.

Pengecekan hewan meliputi intensitas air liur, bercak-bercak di mulut, dan kondisi kuku hewan. Jika terlihat gejala PMK, hindari membeli hewan ternak tersebut.

PLP yang juga termasuk juru sembelih halal (Juleha) ini menegaskan akan lebih baik lagi jika ada Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari dokter hewan. Hal itu dapat menguatkan bahwa hewan dalam kondisi sehat.

Baca juga: Dokter Undip Ungkap 2 Penyebab Anak Pakai Kacamata

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com