Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/07/2022, 16:42 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebelum minum obat, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan. Sebelum minum obat tertentu, kamu wajib membaca anjuran pemakaian yang biasa tertera di kemasan obat.

Selain itu kamu juga wajib mempelajari efek samping setelah mengonsumsi obat tertentu. Beberapa langkah ini penting dilakukan agar tidak terjadi efek tak diinginkan setelah minum suatu obat.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Oki Suwarsa menjelaskan, reaksi tertentu setelah mengonsumsi obat adalah salah satu reaksi dari erupsi obat alergi.

"Istilah masyarakat itu 'keracunan'. Padahal, itu mungkin reaksi alergi yang memang tidak bisa diprediksi," terang Prof. Oki seperti dikutip dari laman Unpad, Rabu (6/7/2022).

Baca juga: Seperti Ini Solusi Atasi Ancaman Hama Tikus dari Pakar IPB

Dua klasifikasi reaksi simpang obat

Menurut Prof. Oki, erupsi obat alergi merupakan salah satu reaksi simpang dari suatu obat (adverse drug reaction/ADR) yang tidak diinginkan.

Reaksi simpang obat tersebut memiliki dua klasifikasi, yaitu reaksi yang dapat diprediksi serta reaksi yang tidak dapat diprediksi.

Prof. Oki mengungkapkan, reaksi yang dapat diprediksi atau tipe A. Reaksi tipe A dapat terjadi pada setiap individu. Selain itu, dosis obat berpengaruh terhadap terjadinya reaksi. Reaksi tipe A sendiri merupakan efek samping, akibat overdosis, atau karena interaksi obat dengan obat lainnya.

"Reaksi tipe A ini sudah bisa kita prediksi. Misalkan kalau kita beri obat dalam kemasan, ada efek samping ngantuk, muntah, diare, dan sebagainya,” kata Prof. Oki.

Baca juga: PT Dharma Polimetal Buka Lowongan Kerja bagi D3-S1, Segera Daftar

Sementara reaksi yang tidak bisa diprediksi dikenal sebagai reaksi tipe B. Prof. Oki mengatakan, kondisi erupsi alergi obat termasuk ke dalam reaksi yang tidak bisa diprediksi.

Reaksi ini hanya terjadi pada individu yang rentan (suceptible). Reaksi ini juga tidak bergantung pada dosis dan tidak berhubungan dengan farmakologi obat.

"Jadi meskipun hanya minum setengah tablet atau satu sendok teh sirup, pada orang yang suceptible itu bisa terjadi reaksi yang tidak diinginkan," papar Guru Besar pada Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Unpad ini.

Bisa terjadi reaksi ringan hingga berat

Prof. Oki mengungkapkan, erupsi obat alergi ada yang menyebabkan reaksi ringan hingga berat.

Baca juga: Dua Guru Musik Asal Kanada Antusias Belajar Gamelan di Unpas

Reaksi ringan ditunjukkan dengan munculnya bercak kemerahan pada bagian tubuh dan menyebar ke lengan, tungkai, dan kaki, serta terasa gatal.

"Alergi ini, dikatakan berat jika kondisi kulit melepuh seperti habis terbakar. Dalam beberapa kondisi, reaksi yang berat bisa menyebabkan kekurangan cairan dan kematian," tandas Prof. Oki.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com