Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FEB UI Chief Economists Talk: Indonesia Akan Bertahan dari Resesi

Kompas.com - 10/11/2022, 17:00 WIB
Andia Christy,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Resesi perekonomian global hingga Indonesia kerap digaungkan sehingga timbul kecemasan mengenai kondisi perekonomian tahun depan.

Menjawab keresahan masyarakat awam terkait hal ini, Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) mengadakan seminar Dies Natalis ke-72 dengan tema "Chief Economists Talk on Economy and Business 2023", Rabu (9/11/2022), di Ruang Auditorium Gedung Mohamad Sadli.

Hadir 10 panelis ekonom Indonesia yang juga merupakan alumnus FEB UI membagikan pemaparan terkait rekomendasi ekonomi dan bisnis Indonesia pada 2023.

Baca juga: UI Jadi Tuan Rumah QS Higher Ed Summit Asia Pacific 2022

Melalui paparan datanya, Chief Economist Bank Rakyat Indonesia (BRI), Anton Hendranata mengatakan, situasi yang tidak mudah pada 2023 sudah jelas terlihat pada 2022. Terutama terlihat dari Leading Indicator Economy yang menurun.

Penurunan yang signifikan terlihat dari negara maju yang diikuti oleh negara berkembang.

Berdasarkan Markov Switching Dynamic Model (MSDM), AS diprediksi terjadi resesi sangat tinggi pada semester II tahun 2023 yakni 80 persen.

Berkaca dari krisis global 2008, ketika AS mengalami resesi yang berdampak pertama kali setelahnya ialah negara-negara Eropa. Negara berkembang berada di urutan selanjutnya karena lebih lambat bahkan cenderung bisa terhindar dari resesi.

"Saya meyakini, Indonesia tidak akan resesi. Indonesia berada jauh dari episentrum resesi," ucap Anton.

Baca juga: 22 PTN Terbaik di Indonesia Versi QS AUR 2023, Kamu Pilih Mana?

Berdasarkan MSDM, kata Anton, probabilitas resesi Indonesia hanya sebesar 2 persen di tahun 2023 ketika AS mengalami resesi.

Anton menambahkan, Indonesia masih bisa tumbuh positif. Justru diperkirakan akan melambat pada 2023 akibat ketidakpastian global dan kemungkinan resesi AS.

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro turut menambahkan melalui rekaman videonya, seluruh indikator ekonomi makro menandakan indikasi yang positif.

“Sektor perekonomian Indonesia sudah cukup tangguh setelah belajar dari krisis krisis sebelumnya, untuk tetap tahan terhadap tekanan global dan domestik,” ucap Andy.

Selain itu, menurut dia, fiscal space yang terbatas dan risiko di tahun politik tetap perlu menjadi catatan untuk berhati hati.

Peneliti makroekonomi LPEM FEB UI Teuku Riefky menambahkan, setiap kebijakan harus mengacu kepada tujuan jangka panjang yang mengacu kepada visi Indonesia 2045 sebagai negara dengan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

“Tapi kalau pakai kebijakan as it is tidak akan bisa tercapai sehingga perlu adjustment (penyesuaian),” ucapnya.

Baca juga: Hadapi Ancaman Resesi 2023, Dosen Unair Sarankan Investasi Ini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com