Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Luar Negeri di Indonesia Dibekali Pelatihan Menjadi Guru

Kompas.com - 28/04/2023, 18:30 WIB
Dwi Oktariana,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hingga saat ini, ada lebih dari 12.000 pengungsi luar negeri ada di Indonesia. Sebagai negara yang bukan penerima pengungsi, Pemerintah Indonesia tidak bisa memberikan izin pada para pengungsi untuk bekerja. Namun, Indonesia memiliki komitmen pada pemberdayaan pengungsi sebagai bentuk implementasi hak ekonomi sosial budaya.

Kampus Guru Cikal (KGC) bersama dengan Church World Service (CWS) memberikan pelatihan dan pendampingan bagi 21 pengungsi luar negeri di Indonesia agar lebih berdaya.

Lewat pelatihan ini, para pengungsi tersebut diharapkan akan menjadi guru untuk pengungsi lainnya dan memiliki daya saing ketika sampai ke negara ketiga atau negara penerima pengungsi.

Baca juga: Google Buka 4 Program Pelatihan IT, Beri Dana hingga Rp 140 Juta

Hasil riset dari CWS menyebutkan bahwa guru di shelter pengungsian menghadapi banyak tantangan seperti kekurangan sumber daya, pelatihan yang kurang layak, dan keterbatasan bahasa dan budaya. Hasil dari riset tersebut yang menjadi dasar untuk program pelatihan ini.

Ketua Kampus Guru Cikal, Marsaria Primadonna menyebutkan bahwa para peserta yang mengikuti pelatihan dan pendampingan ini merupakan inisiatif sendiri. Namun, adanya keterbatasan pengalaman membuat program pelatihan ini diadakan oleh KGC dan CWS.

“Mereka yang jadi peserta pendampingan ini berangkat dengan inisiatif sendiri. Namun karena mereka belum punya kompetensi sama sekali untuk jadi guru, kami dukung di situ, bagaimana agar bisa jadi guru yang merdeka belajar, guru yang bisa memberikan pembelajaran bermakna,” tutur Marsaria.

Baca juga: Praktisi Pendidikan: Orangtua Harus Peduli Kesehatan Mental Anak

Proses pelatihan dan pendampingan ini berlangsung sejak bulan April hingga Agustus tahun 2023. Selama lima bulan, seluruh peserta akan mendapat pelatihan dan kompetensi untuk melakukan manajemen kelas, menerapkan budaya positif, dan merencanakan bahan ajar.

“KGC membantu dengan melatih keterampilan manajemen kelas yang paling mendasar terlebih dahulu, mendiskusikan peran guru sebagai manajer kelas dan hal-hal dasar lainnya. Juga tentang cara berkomunikasi, berinteraksi dengan positif, membuat kesepakatan bersama dengan murid-murid,” jelas Marsaria.

Kompetensi ini dapat digunakan secara kontekstual sesuai kebutuhan. Tidak hanya bisa diterapkan untuk kelas dengan murid anak-anak, tetapi juga bisa untuk murid dewasa.

Baca juga: Guru Penggerak Jadi Pejuang untuk Transformasi Pendidikan Indonesia 

Beberapa peserta mengungkapkan, mereka akan mengajar kelas keterampilan untuk orang dewasa, seperti kelas menjahit dan menata rambut.

Mentor dari KGC akan memantau secara langsung progres belajar dari peserta yang berasal dari empat learning center berbeda tersebut. Melalui mentoring ini, peserta akan mendapat umpan balik secara langsung.

“Kampus Guru Cikal bangga dapat berkolaborasi dengan CWS untuk memberikan pendampingan ini. Kami percaya pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Semoga apa yang kami lakukan bisa berdampak signifikan terhadap komunitas pengungsi,” kata Marsaria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com