Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2023, 15:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa hari lagi umat muslim di dunia akan menjalankan ibadah kurban. Maka dari itu, hal penting yang perlu dipersiapkan ialah hewan kurban.

Hewan kurban tentu harus dipilih dengan tepat dan yang sehat. Terlebih jika dalam Islam memilih hewan kurban tidak boleh sembarangan.

Untuk itu, dosen peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr. Ir. Ahmad Wahyudi, M.Kes., memberikan tips memilih hewan kurban.

Menurutnya, masyarakat harus memiliki hewan ternak yang sehat. Adapun hewan kurban yang diperbolehkan dalam ajaran Islam yaitu, sapi, kambing, domba, dan unta.

Baca juga: Apakah Netizen Bisa Pengaruhi Putusan Hakim? Dosen UMM Beri Penjelasan

Sedang untuk pemilihannya pun harus diperhatikan kondisinya seperti tidak cacat, buta, atau pincang.

"Biasanya menjelang Idul Adha, hewan-hewan ternak yang bermasalah seperti sakit misalnya, akan diobati tiga bulan sebelumnya," ujarnya dikutip dari laman UMM.

Selain itu, usia hewan ternak yang akan dikurbankan juga harus memenuhi syarat. Bisa dilihat dari kondisi gigi tetap pada rahang bawah hewan.

Sapi yang memiliki gigi tetap sepasang pada rahang bawah mempunyai usia sekitar dua tahun. Sedangkan pada kambing dan domba sekitar satu tahun.

"Hewan kurban juga harus ‘good looking’ atau bagus dilihat secara fisik. Biasanya kondisi fisik hewan kurban dilihat dari kondisi badan, bulu yang bersih, tanduk, dan janggutnya," imbuh dia.

Baca juga: Dosen UMM Inovasi Pakan Koi, Harga Jadi Terjangkau

Meski demikian, akhir-akhir ini terjadi masalah besar yang menimpa para peternak hewan kurban, yaitu munculnya virus penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Virus ini dapat menginfeksi mulut dan kuku hewan dan membuat mereka tidak ingin makan dan tidak dapat berdiri.

Selain itu, penyakit kulit yang disebabkan oleh virus lumpu skin disease (LSD) juga dapat menyerang kulit hewan ternak. Masyarakat mengenal ini dengan sebutan penyakit virus lato-lato.

Tak hanya itu saja, para calon pembeli juga perlu melihat kondisi dan kebersihan lokasi tempat penjualan hewan kurban. Sebab, kondisi lingkungan tempat hewan kurban tinggal akan mempengaruhi kesehatan mereka.

Cara untuk melihat sapi yang di tubuhnya ada cacing atau tidak, yakni dengan melihat bulu yang ada di garis punggung. Mulai dari belakang leher sampai ke belakang.

"Jika bulunya berdiri dan kusam itu artinya di dalam tubuh sapi itu ada cacing. Jadi pilihlah sapi yang bulunya jatuh dan tidak kusam," sarannya.

Wahyudi juga menyampaikan bahwa sapi asli Indonesia seperti sapi Madura, sapi Bali, dan sapi Jawa tidak mudah terserang cacing. Berbeda dengan sapi-sapi hasil persilangan sapi lokal dan Eropa yang lebih rentan terserang cacing.

Baca juga: Kisah Alumnus UMM, Pernah Jadi Driver Ojol Kini Buka Bisnis Udang

"Sapi lokal menjadi pilihan yang bagus untuk berkurban, karna tubuhnya lebih tahan dari serangan penyakit. Ini lantaran hewan-hewan tersebut sudah lama hidup di daerahnya, sehingga tahan terhadap cacing," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com