Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Ancaman AI Paling Berbahaya Menurut Guru Besar UGM

Kompas.com - 28/06/2023, 12:13 WIB
Mahar Prastiwi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Sumber UGM

KOMPAS.com - Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan menjadi salah satu kemajuan teknologi yang saat ini banyak diperbincangkan.

Kehadiran AI dinilai bagaikan dua sisi mata uang. AI bisa memberikan manfaat, namun di sisi lain juga dapat menimbulkan ancaman bagi manusia dan kemanusiaan.

Menurut Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Ridi Ferdiana kehadiran AI memudahkan pekerjaan manusia, membantu lebih kreatif dan lebih produktif.

Namun, AI juga bisa menimbulkan ancaman besar saat ada pihak-pihak yang mengembangkan varian baru AI yang menyalahi etika.

Baca juga: Cara Mengolah Daging Kurban yang Benar Menurut Dosen Unair

Ancaman Artificial Intelligence (AI)

Prof. Ridi mengungkapkan, AI jadi berbahaya ketika ada orang pintar yang paham AI dan membuat varian baru AI yang menyalahi etika.

"AI jadi berbahaya ketika ada orang pintar yang paham AI dan membuat varian baru AI yang menyalahi etika seperti penyalahan terkait dengan privasi seperti perubahan muka dan sebagainya. Itu bahaya yang paling mengerikan," terang Prof. Ridi seperti dikutip dari laman UGM, Rabu (28/6/2023).

Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM ini menyebutkan bahwa kondisi tersebut tidak bisa dicegah.

Sehingga harus ada counter measure untuk mengatasi persoalan ini. Misalnya ada peneliti-peneliti AI yang mampu mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi dan memasukan ke aturan yang bertanggung jawab terkait AI.

Baca juga: 6 Jalur Masuk Telkom University Masih Buka, Pakai Nilai UTBK 2023

Dengan begitu, saat timbul kejadian penyimpangan bisa dilakukan penindakan secara hukum.

"Begitu ada skenario menyimpang dan belum ada aturan ya dibebaskan. Jadi, kebayangkan penyalahgunaannya jadi harus ada counter measure dan ditutup aturan," urai Pakar Teknologi Informasi ini.

Ridi mengatakan, perkembangan AI berjalan cukup pesat dan hal tersebut sulit untuk dicegah. Sebab, beberapa konsep AI sudah bersifat terbuka dan dikembangkan oleh siapa saja.

Kendati begitu akses terhadap AI bisa dibatasi salah satunya seperti AI face recognition.

"Kedepan AI seperti kepemilikan senjata api yang harus berizin. Untuk AI yang sifatnya terbuka atau umum silakan digunakan. Tetapi AI yang spesifik yang berpotensi mengalami kelalaian mekanismenya akan ada perizinan dan ini sudah dilakukan," urainya.

Saat disinggung tentang penggunaan AI di dunia pendidikan, Ridi mengatakan, kemunculan AI ini justru menjadi titik transformasi bagi pendidik dan hal ini tidak bisa dihindari lagi.

Menurutnya, Artificial Intelligence membawa kemajuan terutama untuk hal-hal yang bersifat produktivitas.

Baca juga: UNY Buka Prodi Magister Manajemen, Sekian Biaya Kuliahnya

Hanya saja yang menjadi persoalan utamanya adalah dunia pendidikan saat ini tidak bisa lagi menggunakan pendekatan penilaian secara konvensional. Penilaian diubah dengan sistem yang tidak dapat dipelajari oleh mesin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau