KOMPAS.com - Jika biasanya rambut siswa laki-laki wajib berambut rapi, tapi di SMA Kolese De Britto Yogyakarta siswa berambut panjang atau gondrong menjadi pemandangan yang lumrah terjadi.
Siswa di SMA Kolese De Britto Yogyakarta boleh berambut gondrong memang menjadi salah satu keunikan di sekolah khusus laki-laki yang berada di Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta ini.
Ternyata ada sejarah panjang yang kemudian menginisiasi para siswa SMA De Britto diperbolehkan berambut panjang hingga sekarang.
Waka Humas SMA Kolese De Britto HJ. Sriyanto MPd mengatakan, dari sejarah dan dokumen foto yang ia telusuri, pada awal SMA Kolese De Britto berdiri, siswanya belum ada yang berambut panjang. Semua siswa berambut normal seperti anak laki-laki sewajarnya.
Baca juga: Mau Sekolah di SMA Kolese De Britto? Kenali Jalur Masuk dan Syaratnya
Dari catatan sejarah SMA Kolese De Britto, kebijakan siswa De Britto boleh berambut panjang pasca-ceramah Romo J. Oei Tik Djoen, S.J yang kala itu menjabat sebagai pamong di SMA Kolese De Britto.
Ceramah Romo J. Oei Tik Djoen, S.J di sampaikan di seminar yang diadakan di IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang Universitas Negeri Yogyakarta) pada 29 Mei 1976 dengan judul "Sikap Dasar Pendidikan Bebas di SMA De Britto".
Sriyanto menyampaikan apa yang disampaikan Romo J. Oei Tik Djoen tentang pendidikan bebas sebagai sikap dasar sebagai pendidikan di SMA De Britto.
"Saya kutip ceramah dari Romo J. Oei Tik Djoen yang disampaikan pada tahun 1976. SMA De Britto memberanikan diri memakai istilah pendidikan bebas yang dimaksud bukanlah pendidikan ke arah anarki, sistem yang bebas dari peraturan. Bukan pula sistem yang merestui segala penyelewangan dari nilai yang kita cita-citakan. Namun suatu sikap dalam usaha kita para pendidik bersama anak didik untuk bersama-sama mencari pengarahan dalam tindak tanduk kita berlandaskan pada pengakuan karunia manusia yang paling asasi dan luhur adalah kebebasannya yang harus diprioritaskan dalam proses pembentukan pribadi," papar Sriyanto kepada Kompas.com.
Sriyanto menerangkan, diperbolehkannya siswa SMA De Britto berambut panjang juga merupakan sebagai bentuk keresahan dalam konteks waktu itu.
Keresahan dalam hal ini mungkin ada kaitannya dengan orde baru, dimana kebebasan berpendapat dan mengeluarkan gagasan tidak sebebas zaman sekarang.
"Kebebasan itu sikap dasar manusia yang memang harus diperjuangkan khususnya dalam hal pembentukan kepribadian siswa. Karena kebebasan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan," tandas dia.
Baca juga: Profil SMA Kolese De Britto: SMA Swasta Terbaik di DIY, Siswa Bisa Gondrong
Hal ini relevan dengan zaman sekarang bahwa inti dari kepemimpinan adalah pengambilan keputusan dan orang yang bisa melakukan pengambilan keputusan adalah orang yang merdeka atau bebas.
Dia mengungkapkan, siswa SMA Kolese De Britto yang mau berambut gondrong ini tidak ada syarat khusus. Sehingga semua siswa dari kelas 10 hingga 12 diperbolehkan berambut gondrong.
Dia mengungkapkan, sejak pendidikan bebas ini diterapkan di SMA Kolese De Britto khususnya aturan bahwa siswa boleh berambut gondrong sudah memicu keresahan di dalam masyarakat.
Namun lambat laun, masyarakat sudah tahu bahwa siswa berambut gondrong di SMA Kolese De Britto memang menjadi salah satu kekhasan dan keunikannya.