Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

227 Perguruan Tinggi Dukung Praktisi Mengajar, Hadirkan Pembelajaran Inovatif

Kompas.com - 21/10/2023, 08:48 WIB
Theresia Aprilie,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak 227 perguruan tinggi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk bergabung sebagai Perguruan Tinggi Pelaksana (PTP) Program Praktisi Mengajar Angkatan 3.

Penandatangan PKS ini dilaksanakan di Gedung A, Lantai 3, Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Kamis (19/10/2023).

Pada pelaksanaan angkatan ketiga ini sebanyak 19.329 praktisi terverifikasi mendaftar. Sementara itu, sebanyak 391 perguruan tinggi akademik maupun vokasi juga mengajukan Rencana Kelas Kolaborasi (RKK) untuk bergabung di Program Praktisi Mengajar.

Baca juga: Lewat Permendikbudristek PPKSP, Kemendikbudristek Pastikan Lingkungan Sekolah Aman dari Kekerasan

Program Praktisi Mengajar sendiri dilaksanakan dengan melihat permintaan dari Dunia Usaha dan Industri (DUDI) terhadap Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Dengan itu, perguruan tinggi dituntut harus terus beradaptasi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh DUDI saat ini.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, menyampaikan pentingnya kolaborasi para pemangku kepentingan untuk berbagi pengalaman guna menguatkan sistem pendidikan nasional.

“Dengan semangat gotong royong ini, Kemendikbudristek mengajak para pemangku
kepentingan untuk terlibat dalam sistem pendidikan nasional dan berbagi
pengetahuan serta pengalamannya,” ujar Kiki yang hadir dilansir dari rilis resmi yang diterima Kompas.com pada Jumat (20/10/2023).

Baca juga: Kemendikbud Minta Kampus Jadi Tempat Netral Saat Pemilu

Terlebih, semangat gotong royong dan kolaborasi ini dapat terwujud melalui Program Praktisi Mengajar. Di mana praktisi dalam berbagai bidang bekerja sama dengan dosen untuk menyajikan pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kebutuhan saat ini.

“Kami melihat bahwa praktisi yang hadir di kelas bukan hanya dapat berbagi
pengetahuan, wawasan, dan pengalaman, namun juga bisa memberikan inspirasi,
cita-cita dan perspektif baru di kalangan akademisi, khususnya kepada mahasiswa,”
tuturnya.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi, Muhammad Fajar Subkhan, cita-cita transformasi pendidikan tinggi di Indonesia membutuhkan partisipasi aktif dari praktisi yang telah berpengalaman di dunia kerja.

Baca juga: Kemendikbudristek Siap Gelar Anugerah Kebudayaan Indonesia 2023

Ia menekankan bahwa Program Praktisi Mengajar di Kampus Merdeka menunjukkan relevansinya dengan dunia industri melalui pengembangan kurikulum yang lebih dinamis. Program ini juga bertujuan untuk memperbarui kurikulum lebih cepat dan memastikan agar program pendidikan tetap sesuai dengan perkembangan terkini di industri.

Dampak yang dihasilkan oleh program ini membuat pelaksanaannya selalu mengalami peningkatan peserta di setiap angkatan.

“Animo yang tinggi ini, kami yakini menjadi bukti bahwa melalui Program Praktisi
Mengajar, sinergi dan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan DUDI semakin kuat
sehingga kita bisa sama-sama menyamakan visi menatap pendidikan tinggi
Indonesia yang lebih baik serta terkini dengan perkembangan di dunia kerja,”
jelas Kepala Program Praktisi Mengajar, Gamaliel Alexander Waney, dalam laporannya.

Hingga saat ini, Program Praktisi Mengajar Angkatan 3 telah melaksanakan 6. 923 kelas kolaborasi, 4.776 mata kuliah yang menyertakan 3.938 dosen pengampu, dan 5.351 praktisi profesional di 227 perguruan tinggi.

Baca juga: Dongkrak Mutu Pendidikan Indonesia, Kemendikbudristek Jalankan Asesmen Nasional 2023

Dalam acara ini, selain penandatanganan perjanjian, terdapat juga sesi diskusi interaktif. Sesi ini melibatkan dosen, praktisi, dan mahasiswa untuk saling berbagi pengalaman dan manfaat dari Program Praktisi Mengajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com