Bertemu Rombongan Sampah seperti Perahu

Laporan wartawan Kompas M Suprihadi

JAKARTA, SELASA — Tepat pukul 16.55, tim ekspedisi Ciliwung Kompas 2009 tiba di Pintu Air Manggarai, Jaksel, setelah menyusuri sungai Ciliwung sejak dari Depok tadi pagi sampai dengan Pintu Air Manggarai (etape 6).

Sebelumnya, tim sempat berhenti di daerah Carrefour MT Haryono dan selanjutnya tim berangkat ke Manggarai bersama Kepala Balai Besar Ciliwung-Cisadane Ir Pitoyo Subandrio, Dpl, HE.

Dalam perjalanan sepanjang 6 kilometer dari Carrefour MT Haryono hingga Pintu Air Manggarai, tim ekspedisi mendapati sejumlah pemandangan yang menarik. Di antaranya, ruas badan sungai yang cukup bagus menjelang Jembatan Kampung Melayu. Di tempat itu, lebar badan sungai masih sekitar 40 meter dengan panjang sekitar 1 km, yang kondisi bantarannya sudah ditata rapi.

Namun di luar itu, kondisi Ciliwung sungguh sangat memprihatinkan karena banyak sekali bangunan yang berdiri di bantaran sungai. Bahkan, ada bangunan yang berdiri di badan sungai. Di Kampung Pulo misalnya, bahkan air sungai menelusup masuk ke rumah penduduk untuk selanjutnya keluar lagi ke badan sungai.

Air sungai yang kotor dan berwarna coklat itu pun masih dipakai untuk kegiatan MCK. Tim Ekspedisi juga menemukan iring-iringan sampah yang menyatu membentuk seperti perahu berjalan.

Menurut Pitoyo, pemerintah mempunyai rencana untuk menata badan Sungai Ciliwung antara Jembatan Kampung Melayu dan Pintu Air Manggarai. "Target sebenarnya 2009. Akan tetapi, karena kondisi keuangan dan prioritasnya masih untuk menyelesaikan proyek Banjir Kanal Timur dan Barat, penataan Ciliwung mungkin menunggu giliran berikutnya," kata Pitoyo.