Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelolaan Museum Berbasis TI dan Konservasi

Kompas.com - 12/05/2009, 20:26 WIB

BLORA, KOMPAS.com - Untuk memopulerkan museum sebagai wahana pendidikan generasi muda, para pengelola museum perlu mengedepankan manajemen pengelolaan museum berbasis teknologi informasi atau TI dan konservasi. Pasalnya, banyak pengelola museum masih menerapkan cara konvensional dan jarang mengkonservasi koleksinya, sehingga museum itu tidak diminati dan benda-benda koleksi banyak yang rusak.

Poin itu mengemuka dalam Lokakarya Peningkatan Manajemen Pengelolaan dan Teknis Perawatan Museum di Hotal Adhi Jaya, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Kegiatan yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Tengah, Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, dan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora itu, berlangsung pada 12-13 Mei.

Kepala Seksi Pengkajian dan Pelestarian Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, Bambang Sugiharto, mengatakan pengelola museum perlu memanfaatkan perkembangan TI. Tujuannya adalah mengembangkan museum yang semula statis atau manual menuju museum virtual.

Kecanggihan TI dapat memopulerkan dan mengkomunikasikan museum di jaringan maya. Melalui jaringan itu, museum dan koleksinya mampu menjadi obyek pengetahuan, data, dan wahana tukar-menukar informasi dan data.

"Tentu saja hal itu harus direncanakan sejak sekarang. Setidaknya ada salah seorang pengelola museum yang menguasai teknologi itu," kata Bambang.

Konservator Museum Jateng Ranggawarsita YM Kussunartini mengemukakan pengelola museum tidak boleh mengabaikan koleksi-koleksi museum. Pasalnya, benda-benda koleksi itu dapat rusak secara fisik, kimia, biologi, dan kesalahan manusia, serta lapuk karena proses penuaan.

"Koleksi berupa fosil atau berbahan dasar kayu paling mudah rusak dan lapuk. Pasalnya kayu merupakan bahan organik yang peka terhadap kelembaban tinggi. Jika lembab, kayu mudah diserang jamur, rayap, dan mikroorganisme lain," kata Kussunartini.

Untuk itu, lanjut dia, sebuah museum membutuhkan ahli konservasi benda-benda koleksi. Ia harus mengetahui teknik-teknik konservasi, seperti penelitian atau pengamatan dan pengobatan benda-benda koleksi. Pengobatan itu dapat dilakukan dengan cara fisik dan kimia. Namun, sebelumnya pengelola museum harus melakukan tindakan preventif, misalnya dengan memasang alat pendingin ruangan untuk menjaga keteraturan suhu ruang koleksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Pakar: AI dan Coding Jangan Hanya Diajarkan di Sekolah Tertentu

Pakar: AI dan Coding Jangan Hanya Diajarkan di Sekolah Tertentu

Edu
UNESCO Siapkan Beasiswa Pertukaran Pelajar bagi Siswa SD-SMA Indonesia

UNESCO Siapkan Beasiswa Pertukaran Pelajar bagi Siswa SD-SMA Indonesia

Edu
PSW UGM Bagikan Tips bagi Orangtua Beri Pendidikan Seksual ke Anak

PSW UGM Bagikan Tips bagi Orangtua Beri Pendidikan Seksual ke Anak

Edu
Mendikdasmen: Tantangan Bangun SDM Berkualitas Harus Jadi Fokus Bersama

Mendikdasmen: Tantangan Bangun SDM Berkualitas Harus Jadi Fokus Bersama

Edu
Perpusnas Berbagi Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di 'CDNLAO 2024'

Perpusnas Berbagi Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di "CDNLAO 2024"

Edu
Prodi dan Syarat Daftar STMKG, Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS di BMKG

Prodi dan Syarat Daftar STMKG, Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS di BMKG

Edu
Lulusan SMK Disarankan Dapat Alternatif Kompetensi untuk Kerja di Luar Negeri

Lulusan SMK Disarankan Dapat Alternatif Kompetensi untuk Kerja di Luar Negeri

Edu
Riset ICAEW: Akuntan Masa Depan Wajib Kuasai 3 Kompetensi Ini

Riset ICAEW: Akuntan Masa Depan Wajib Kuasai 3 Kompetensi Ini

Edu
Ini 20 Universitas Negeri Terbaik di Asia Tenggara Versi AppliedHE 2025

Ini 20 Universitas Negeri Terbaik di Asia Tenggara Versi AppliedHE 2025

Edu
Jumlah Guru SMK di Indonesia Masih Kurang, Pemerataan Perlu Diperhatikan

Jumlah Guru SMK di Indonesia Masih Kurang, Pemerataan Perlu Diperhatikan

Edu
5 Jurusan Kedokteran Terbaik Indonesia Versi QS 2024, Cek Biaya Kuliahnya

5 Jurusan Kedokteran Terbaik Indonesia Versi QS 2024, Cek Biaya Kuliahnya

Edu
Mapel AI dan Coding bagi Siswa SD-SMP, Pakar UGM: Ajarkan dengan Metode Menyenangkan

Mapel AI dan Coding bagi Siswa SD-SMP, Pakar UGM: Ajarkan dengan Metode Menyenangkan

Edu
Benarkah Main Gawai Dapat Menurunkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini?

Benarkah Main Gawai Dapat Menurunkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini?

Edu
Perkuat Pendidikan Inklusi, Kipin Edutech Raih Penghargaan 'Temasek Foundation Education Challenge 2024'

Perkuat Pendidikan Inklusi, Kipin Edutech Raih Penghargaan "Temasek Foundation Education Challenge 2024"

Edu
Mendikdasmen dan Menag Upayakan Percepatan Pendidikan Profesi Guru

Mendikdasmen dan Menag Upayakan Percepatan Pendidikan Profesi Guru

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau