JAKARTA, KOMPAS.com — Museum Nasional atau Museum Gajah akan memperbanyak kamera pemantau atau closed circuit television (CCTV) guna mengamankan benda-benda sejarah dari pencurian. Humas Museum Nasional, Ferlian Putra, di Jakarta, Kamis (14/5), mengatakan, "Kendati sampai hari ini belum ada benda sejarah yang hilang di Museum Nasional, tetapi penambahan CCTV itu sebagai salah satu upaya pencegahan dini."
Kamera CCTV yang ada dinilai terbatas hanya di ruangan tertentu dan sebagian di antaranya sudah berumur tua. Penambahan kamera pemantau tersebut bakal direalisasikan pertengahan tahun ini.
Museum Nasional punya koleksi 140.000 buah, tetapi baru sepertiganya yang dapat diperlihatkan kepada publik. Jumlah koleksi yang banyak itu menjadikan museum tersebut yang terbesar di Asia Tenggara dan terlengkap di Indonesia. Museum tersebut punya 10 ruang pajang, yaitu ruang etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, mata uang (numismatik), peninggalan bersejarah, harta karun dan pahatan batu, serta geografi. Jenis koleksinya antara lain berupa benda perlengkapan hidup yang terbuat dari batu, tulang binatang, tanduk, dan kulit kerang pada zaman prasejarah. Ada juga koleksi benda keramik abad ke-5 sampai ke-15 Masehi dari China, Thailand, Vietnam, Jepang, Persia, dan Eropa.
Dana operasional Museum Nasional bersumber dari APBN melalui Departemen Pariwisata. "Alokasi dana yang kami terima selama ini cukup untuk operasional museum," kata Ferlian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.