Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Tidak Lulus di Gresik Meningkat

Kompas.com - 15/06/2009, 17:21 WIB

GRESIK, KOMPAS.com - Jumlah siswa yang tidak lulus dalan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA di Kabupaten Gresik tahun ini meningkat. Jika tahun lalu hanya delapan siswa yang tidak lulus, tahun ini mencapai 259 siswa yang tidak lulus atau 2,35 persen dari 10.978 peserta UN.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, Chusaini Mustaz Senin (15/6) menyebutkan peserta peserta UN dari SMA sebanyak 5.618 tidak lulus 73, dari SMK 2.390 tidak lulus 12 dan dari MA 2.970 tidak lulus 174. Kali ini beberapa siswa dari sekolah favorit di Gresik juga tidak lulus, yakni dari SMA Negeri 1 Gresik dua siswa tidak lulus satu dari program IPS dan satu dari program IPA. Bahkan satu diantara yang tidak lulus telah diterima di Perguruan Tinggi Negeri tanpa tes lewat jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK).

Sementara dari Manyar satu siswa program IPS tidak lulus, SMA Kebomas satu siswa program IPA, SMA Menganti satu siswa program IPS dan satu siswa program Bahasa. Adapun dari SMAN 1 Cerme empat siswa program Bahasa tidak lulus. "Khusus siswa SMAN 1 Manyar dia memaksakan ujian saat kondisinya sakit, padahal sudah disarankan ikut ujian susulan saja," kata Mustaz.

Kondisi sekolah swasta lebih parah lagi. Peserta UN dari SMA Islamiyah Kecamatan Tambak ada 40 siswa yang tidak lulus. Dari 22 program IPA hanya lulus 2 orang. Padahal rata-rata nilai Bahasa Indonesia 7,71, Bahasa Inggris (7,33), Fisika (7,930 Kimia (7,92 ) dan Biologi (7,11). Yang hancur nilai rata-rata Matematika 2,82, jelas Mustaz didampingi Kepala Subdinas SMA/SMK Ali Affandi.

Sedangkan di SMA Muhamamadiyah 4 Sidayu tidak lulus 20 siswa, yakni dari IPA 10 tidak lulus dari 17 peserta dan dari IPS 10 tidak lulus dari 21 peserta UN. Untuk jurusan IPA nilai rata-rata Matematika 3,82, padahal rata-rata nilai lainnya cukup tinggi Bahasa Inggris (8,550, Kimia (8,32), Fisika (7,72), Bahasa Indonesia (5,69). Sedangkan nilai rata-rata jurusan IPS Matematika (9,94), Bahasa Inggris (7,84), Ekonomi (8,01), Geografi (6,21), Sosiologi (5,520 dan Bahasa Indonesia (5,31).

"Kalau dilihat dari angka-angka itu penyebab ketidaklulusan Matematika, Bahasa Indonesia atau mungkin Sosiologi. Tetapi ada informasi bahwa siswa percaya jawaban lewat SMS. Setelah usai UN sekitar pukul 15.00 baru diberitahu jawaban itu salah," kata Mustaz.

Mustaz mengimbau agar ke depan siswa tidak percaya pada layanan pesan pendek (SMS) atau bentuk apa pun untuk memengaruhi jawaban UN. Kondisi paling parah dialami Madrasah Aliyah Mambaus Sholihin karena dari 118 peserta UN jurusan Bahasa tidak lulus semua.

Terkait meningkatnya angka ketidaklulusan UN dari siswa SMA di Gresik Ketua Komisi D Syafiqi Mahfudz Zein mengatakan agar Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik mengajukan surat permohonan ke Departemen Pendidikan Nasional agar siswa yang tidak lulus diberi kesempatan UN ulang bukan mengikuti Ujian Kejar Paket C. "Alasannya di 33 sekolah yang dianggap curang saja diberi kesempatan UN ulang kok, masa yang tidak lulus tidak diberi kesempatan," kata Syafiqi.

Dia menambahkan jebloknya hasil UN kali ini seharusnya menjadi koreksi dan evaluasi semua pihak terhadap sistem pendidikan di Indonesia. "Masa pendidikan selama tiga tahun hanya kelulusannya ditentukan tiga hari UN. Ini tidak adil, yang tahu prestasi siswa kan sekolah dan gurunya. Kayak begini ada siswa yang prestasinya selama ini di atas rata-rata malah tidak lulus," ujarnya.

Menurut Syafiqi sistem UN merugikan siswa karena pertimbangan faktor kelulusan hanya dari aspek kognitif tidak mempertimbangkan moral dan mental mereka. "Selama ini sistem pendidikan dibangun dengan kebohongan baik lewat sertifikasi guru maupun UN. Dengan sertifikasi gurunya bisa memanipulasi data untuk portopolio, sedangkan UN berpotensi menimbulkan kecurangan," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com