Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangismu Itu Nur...

Kompas.com - 16/06/2009, 12:22 WIB

BENGKULU, KOMPAS.com - Sekolah Nur terletak di tengah pemukiman padat penduduk di Jalan Merapi, Kelurahan Sawah Lebar, Kota Bengkulu. Untuk sampai ke sekolah itu, Nur harus menuruni beberapa tangga karena letaknya yang agak curam.

Sesampai di kelas yang sudah dia tinggalkan hampir satu bulan karena libur panjang, Nur Hasanah, nama gadis itu, mendapati kawan-kawan sekelasnya. Di dalam kelas itulah, cerita mengenai pulang kampung dan kegiatan liburan menjadi topik pembicaraan.

Sesekali terdengar suara tawa terbahak. Namun, tidak sedikit juga yang menampakkan raut muka cemas dan pucat menghadapi hasil pengumuman UN yang akan diumumkan beberapa jam lagi.

Waktu terus berjalan. Sampai akhirnya, pukul 13.00 WIB, terdengarlah alat pengeras suara di ruang guru. Suara itu seperti pertanda, bahwa pengumuman hasil UN akan segera dilakukan.

Sayup-sayup terdengar imbauan agar semua siswa berkumpul di depan ruang guru untuk mendapatkan pengarahan sebelum hasil UN diumumkan. Dalam sambutannya, Tugiono, Wakil Kepala SMA swasta itu, mengimbau kepada siswa untuk tidak melakukan aksi corat-coret baju atau meluapkan kegembiraan secara berlebihan.

Pun, begitu dengan siswa yang nantinya dinyatakan gagal UN. Mereka dimintanya untuk tidak berkecil hati dan melakukan tindakan anarkis. Pada Juli 2009 nanti, mereka dapat mengikuti ujian Kesetaraan Paket C.

Satu per satu, amplop bertuliskan nama dan stempel sekolah yang seolah ingin membuat copot jantung Nur dan para siswa itu akhirnya dibagikan. Cemas, takut, dan perasaan lainya bercampur, yang mungkin dirasakan oleh Nur Hasanah, dan 61 siswa lainnya.

Tiba-tiba, di tengah suasana hening dan penuh kecemasan itu, Wakil Kepala Sekolah menyebut nama Nur Hasanah. Dengan langkah gontai dan detak jantung yang tidak teratur, Nur melangkah. Tangannya menjulur, mengambil "amplop masa depan" itu.

Suasana itu masih hening. Sambil tangannya bergetar, Nur memegang amplop itu dengan erat, seolah takut diambil oleh orang lain. Perlahan, disobeknya bagian ujung amplop, lalu ditariknya sepotong kertas ukuran HVS kwarto yang ada di dalamnya.

Tak jelas apa yang dikatakan oleh Nur. Namun setelah membuka kertas itu, teriakan histeris seketika pecah. Seluruh siswa pun dibuat kaget oleh teriakannya.

Dengan muka pucat disusul tetesan air mata yang terus mengalir, siswi yang merantau ke Kota Bengkulu untuk sekolah itu terkulai lemas. Di dalam isi amplop itu terlihat coretan di bagian "LULUS". Artinya, Nur tidak lulus.

Sambil terus menangis dan bersimpuh di tanah, Nur, gadis itu terlihat putus asa dan hilang harapan. Itu belum ditambah rasa takut kepada orang tuanya yang berada di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.

Nur menangis. Nur tidak lulus. Meskipun rupanya, bukan hanya dia yang tidak lulus. Belasan siswa lain SMA itu juga tidak lulus, bernasib serupa dengannya di Ujian Nasional (UN) tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com