JAKARTA, KOMPAS.com — Biaya pendidikan dirasakan masih cukup mahal dan menjadi salah satu penyebab masih banyak masyarakat miskin meninggalkan bangku sekolah lebih dini.
Hal tersebut diungkapkan oleh pengamat pendidikan Elin Driana, di Jakarta, Selasa (23/6). Seharusnya, tambah Elin, ujian kesetaraan, baik paket A, B, maupun C, benar-benar digratiskan, bukan hanya sekolah umum.
"Benar-benar gratis tanpa ada pungutan apa pun karena hal itu akan membuat masyarakat tak mampu tetap bersemangat meningkatkan kualitas pendidikannya dan merasa sejajar dalam pendidikan," ujar Elin.
Elin mengakui, ketiga program ujian pendidikan kesetaraan tersebut sangat bagus diciptakan oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, apalagi tujuannya untuk membantu mereka yang putus kesempatan melanjutkan pendidikannya.
"Namun, kecenderungannya, program ini banyak dimanfaatkan oleh mereka yang sebetulnya mampu secara ekonomi, tetapi tidak memiliki ijazah untuk punya ijazah, bahkan sekarang dijadikan menjadi wadah resmi ujian bagi mereka yang tidak lulus UN," ujar Elin.
Elin mengatakan, di Amerika Serikat misalnya, juga ada ujian pendidikan kesetaraan yang disebut dengan adult education. Bedanya, lanjut Elin, di AS yaitu di negara-negara bagiannya, ujian kesetaraan itu hanya untuk SMA, tidak ada untuk tingkat SD dan SMP.
"Karena dari sistem pendidikan mereka sendiri tidak mengadakan UN seperti di negara kita yang bahkan menjadikannya sebagai penentu kelulusan akhir," ujar Elin.
Tiap negara bagian di AS, tambah Elin, masing-masing punya aturan sendiri menggelar ujian. Itu pun, kata Elin, nama dan tujuannya sebagai ujian kelulusan, yang sifat tidak nasional dan bukan dilakukan di tingkat akhir masa pendidikan, seperti di kelas VI SD, kelas III SMP dan III SMA.
"Ujian bisa di kelas I, kelas II atau kelas III, dan tiap anak punya beberapa kali kesempatan ujian, setahun bisa tiga kali ujian," ujar Elin.
Bahkan di Florida, cerita Elin, ujian kelulusan diberikan sampai lima kali kesempatan. Siswa yang duduk di kelas III SMA misalnya bisa memperoleh lima kali ujian.
"Kalau hanya satu kali, kasihan, banyak faktor yang membuat siswa belum tentu siap saat akan ujian, semisal sakit dan sebagainya. Memang diakui, tapi kasihan kalau sudah tiga tahun sekolah akhirnya hanya memperoleh ijazah paket C, kan?" ujar Koordinator Education Forum ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.