Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perekrutan Kepsek Belum Profesional

Kompas.com - 06/07/2009, 09:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembenahan kualitas pendidikan di Indonesia mesti juga memperbaiki perekrutan kepala dinas, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.

Hingga saat ini pemilihan orang-orang penting dalam pendidikan itu sering sarat dengan kepentingan politik daripada kompetensi dan profesionalisme untuk memajukan pendidikan.

”Pemilihan kepala sekolah saja banyak didasarkan pada apakah dia mendukung sosok pejabat tertentu atau tidak. Praktik yang masih berjalan itu tidak baik. Kepala sekolah mesti memenuhi kompetensi sebagai pemimpin di sekolah yang bisa membuat mutu sekolah itu semakin baik,” kata Sulistiyo, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), di Jakarta, akhir pekan lalu.

Kepala sekolah, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara kawasan Asia Tenggara, menghadapi tantangan terkait sumber daya sekolah, guru, dan paling penting adalah siswa. Sebab, kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab untuk menyelenggarakan manajemen dan praktik kependidikan terbaik, tetapi juga mewujudkan lingkungan pendidikan yang baik dan meningkatkan potensi sekolah.

Direktur Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas Surya Dharma mengakui kenyataan bahwa pemilihan kepala sekolah di Indonesia masih belum berdasarkan kompetensi dan profesionalisme.

”Masih banyak yang berdasarkan disukai atau tidak disukai petinggi setempat. Mesti demikian, sudah ada perbaikan dalam rekrutmen karena telah ada aturannya,” ujar Surya.

Setiap kepala sekolah yang ditunjuk haruslah memenuhi standar kompetensi kepala sekolah sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No 13/2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Mengacu pada peraturan itu, kepala sekolah disyaratkan sedikitnya memiliki lima macam kompetensi, yakni kepribadian, sosial, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan. Kompetensi ini perlu agar kepala sekolah dapat mewujudkan manajemen berbasis sekolah untuk mencapai mutu pendidikan yang lebih baik.

Menurut Surya, kompetensi itu harus dikuasai agar dapat mewujudkan sistem manajemen berbasis sekolah yang kreatif dan efektif sehingga menghasilkan siswa yang berkualitas lebih baik. Karena itu, peningkatan kualitas kepala sekolah dan tenaga pengawas juga mulai diprioritaskan.

Pada akhir Juni lalu, sebanyak 120 orang tenaga kependidikan yang terdiri atas para kepala sekolah, pengawas, dan widyaiswara dikirim ke National Institute of Education, Singapura, untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan. Mereka akan disiapkan untuk menjadi master trainer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau