KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Pemerintah Malaysia mencabut kebijakan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar untuk pelajaran matematika dan sains mulai 2012.
Wakil Perdana Menteri Malaysia merangkap Menteri Pendidikan Muhyiddin Yassin mengumumkan kebijakan itu di Putrajaya pada Rabu (8/7), setelah kebijakan itu menimbulkan kontroversi sejak awal dan terakhir menimbulkan gelombang unjuk rasa besar.
Bahasa Melayu akan digunakan pada mata pelajaran matematika dan sains sebagai pengganti bahasa Inggris untuk sekolah dasar negeri etnis Melayu, sedangkan sekolah dasar negeri etnis China dan India akan menggunakan bahasa ibu masing-masing.
"Pencabutan itu akan dijalankan bertahap, sehingga semua pelajar terkena kebijakan baru tersebut lulus pada 2014," kata Muhyiddin.
Kebijakan penggunaan bahasa Inggris sebagai pengantar dalam dua mata pelajaran itu dikeluarkan pada masa Perdana Menteri Mahathir Mohamad pada 2002. Dengan hanya rapat kabinet khusus, Mahathir memutuskan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dua mata pelajaran tersebut.
Kebijakan itu menimbulkan protes dari semua kalangan, baik etnis Melayu, China maupun India, tetapi pemerintah Malaysia mengabaikannya hingga terjadi unjuk rasa besar-besaran di Kuala Lumpur pada awal 2009 dari sastrawan dan budayawan serta oposisi.
Perdana Menteri Abdullah Badawi kemudian membentuk tim kajian mengenai hal itu. Kebijakan tersebut juga ditentang guru, dosen serta rektor. Berbagai survei menunjukkan hasil bahwa banyak pelajar enggan dan kurang tertarik pada pelajaran matematika dan sains karena bahasa pengantarnya bahasa Inggris. Mantan Perdana Menteri Mahathir menolak kebijakan baru tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.