Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia Indonesia Tak Terapkan Perilaku Membangun

Kompas.com - 11/08/2009, 19:41 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kendala utama sumber daya manusia (SDM) Indonesia sulit maju karena tak mau menerapkan perilaku yang membangun dan bertanggung jawab, sebagai budaya. Itulah alasan mengapa Indonesia selalu saja tertinggal dari negara lain. Budaya seperti itulah landasan keberhasilan.

Demikian dikatakan Direktur Bank Mandiri Zulkifli Zaini, dalam seminar wirausaha Student Enterpreneur for National Welfare, di Graha Sabha, Universitas Gadjah Mada, Selasa (11/8).

Menurut Zulkifli, masyarakat belum mau membiasakan diri antre, disiplin, tepat waktu, dan jujur. Juga belum punya rasa malu jika mengambil jatah yang bukan haknya. Di negara-negara maju, perilaku tersebut sudah menjadi budaya sehingga mereka cepat berkembang di banyak sektor.

Negeri ini punya banyak kemampuan. Dari sisi ekonomi, misalnya, Indonesia punya potensi untuk stabil dan tak perlu terpengaruh krisis keuangan global. Fundamental ekonomi Indonesia stabil karena kontribusi ekspor terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) kecil, hanya 27 persen. Artinya, 73 persen sumber daya yang diekspor, dikonsumsi oleh dalam negeri.

Zulkifli lalu menarik ke kisah Bank Mandiri yang digambarkannya mirip kondisi Indonesia. Dulu, Bank Mandiri yang terbentuk dari gabungan empat bank (Bapindo, Exim, Banku Bumi Daya, dan Bank Dagang Negara), susah payah membangun citra, dan mengenalkan diri ke masyarakat yang masih fanatik dengan bank-bank yang sudah mapan.

Dengan menerapkan disipilin, kerja keras, dan berorientasi pada pelayanan sehingga memuaskan pelanggan, Bank Mandiri tumbuh sebagai kekuatan baru perbankan. Banyak penghargaan diraih. Misalnya dari M arketing Research Indonesia (MRI), yang menempatkan Bank Mandiri sebagai bank dengan kualitas pelayanan terbaik tahun 2007 dan 2008.

Ini kemajuan karena tahun 2005 dan tahun 2006, MRI menempatkan Mandiri di peringkat 3 dan 2.   

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com