Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PMI Kembangkan Lebih dari 700 Sekolah Siaga Bencana

Kompas.com - 14/11/2009, 19:47 WIB

CILACAP, KOMPAS.com- Para siswa sekolah di kawasan rawan bencana harus mulai dapat mengenali kondisi alam sekitarnya, dan menentukan jalur evakuasi yang dapat ditempuh jika bencana itu datang. Dalam kondisi panik sekali pun, paling tidak siswa dapat menolong dirinya sendiri.

Misi tersebut tengah dikembangkan Palang Merah Indonesia pada beberapa sekolah dalam program Sekolah Siaga Bencana (SSB) di kawasan rawan bencana di Indonesia.

"Program ini sudah kami kembangkan sejak setahun lalu," kata Kepala Divisi Palang Merah Remaja dan Relawan PMI Yuliati Susilo di sela simulasi evakuasi bencana tsunami di SMP Negeri 1 Binangun, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, Sabtu (14/11).

Selama setahun itu, lanjutnya, program SSB telah diterapkan pada lebih dari 700 sekolah di sejumlah kabupaten di Provinsi Nanggro Aceh Darussalam, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Bali.

Program itu ikut didukung oleh sejumlah lembaga donor dunia. Seperti simulasi evakuasi bencana tsunami di SMPN 1 Binangun ikut didanai oleh German Red Cross.

Wakil Sekretaris Cabang PMI Cilacap Andi Susilo mengatakan, simulasi itu merupakan rangkaian kerjasama PMI Cilacap dengan German Red Cross dalam mengembangkan metode mitigasi bencana alam pada siswa sekolah. Simulasi tersebut tak hanya melibatkan para siswa sekolah, melainkan juga warga sekitar dari Desa Widarapayung Wetan.

Karena mereka pernah mengalami bencana tsunami dan gempa, simulasi berlangsung seperti terjadi sesungguhnya. Setidaknya ada delapan siswa dan warga yang pingsan karena terguncang mengingat kembali kejadian tsunami yang pernah menyapu pesisir Cilacap tahun 2006 lalu, salah satunya adalah  Ida Nurul Kustiyaningsih (20).

Nuriyah (38), orang tua Ida, mengatakan, suara sirene dan teriakan warga mengingatkannya kembali saat seluruh warga desa panik saat tsunami datang menyapu pantai di desanya, Pantai Widarapayung. "Tapi dengan latihan seperti ini, kami akan selalu mengingat dan waspada terhadap ancaman tsunami," katanya.

Perwakilan German Red Cross, Lars Moller mengatakan, pihaknya tak hanya ikut membantu pengembangan program SSB di Jateng, melainkan juga di Bengkulu dan Nanggero Aceh Darussalam. Dukungan bantuan itu juga bertujuan untuk mengembangkan metode mitigasi bencana pada siswa sekolah di Indonesia, sehingga dapat ditemukan model yang ideal dalam penanganan bencana baik untuk siswa maupun masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com