Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset Konteks Lokal Lebih "Friendly"

Kompas.com - 27/10/2010, 20:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Umumnya akademisi di universitas-universitas di Indonesia menggunakan studi kasus tentang berbagai perusahaan dan industri dari luar negeri, sehingga seringkali mengalami perbedaan dalam analisanya. Studi kasus dalam konteks lokal seharusnya tidak diabaikan.

Demikian diungkapkan dosen Binus Business School (BBS) Hadi Satyagraha di acara peluncuran buku "Indonesia Business Cases: From Innovation to Financial Excellence, Rabu (27/10/2010) di Jakarta. Acara ini digelar atas kerjasama BBS dengan Salemba Empat dan Binus Publishing. Buku yang diterbitkan dalam bahasa Inggris oleh Binus Publishing dan Penerbit Salemba Empat ini disusun oleh tim dosen Binus Business School, yaitu Firdaus A. Alamsjah, Minaldi Loeis, Jimmy Sadeli, dan Robert A.B.

"Perbedaan buku ini dengan yang lain adalah buku ini menggunakan studi kasus dengan konteks lokal di Indonesia," lanjut Hadi.

Menurutnya, menggunakan studi kasus tentang berbagai perusahaan dan industri dari luar negeri seringkali mengalami perbedaan dalam analisanya. Hal itu dikarenakan berbeda lingkungan bisnis dengan negara kita.

"Di Indonesia metode belajar studi kasus belum banyak dikembangkan, karena masih menggunakan metode belajar zaman dahulu, yaitu metode klasik," ujar Hadi.

Hadi memaparkan, metode belajar klasik memiliki beberapa kekurangan salah, satunya metode belajar klasik yang sifatnya hanya mentransfer ilmu, dari yang tidak tahu menjadi tahu. Namun, hal itu belum cukup karena harus ada development skills, dari yang tidak bisa menjadi bisa.

Kemudian, lanjut Hadi, metode klasik bersifat pembelajaran pasif. Belajar dilakukan satu arah, sehingga mahasiswa lebih cepat bosan. Sementara belajar dari studi kasus yang real sangat berbeda dan terasa lebih hidup karena membentuk frame work yang baik.

"Pendidikan saat ini jangan lagi sifatnya deduktif atau abstrak, tapi harus berpijak di bumi atau induktif," lanjut Hadi.

Hadi menambahkan, keunggulan dari studi kasus itu sendiri adalah penuh realitas, mulai dari tokohnya hingga persoalan yang digali. Hal ini sangat menarik karena merangsang orang untuk belajar. Selain itu, proses dan hasilnya juga bisa didapat secara langsung.

Sementara itu, Firdaus Alamsjah selaku penulis buku dan Executive Dean Binus Business School mengatakan, setiap sekolah memang harus menggunakan buku. Tapi masalahnya, kata dia, teori yang ada di dalam buku itu di luar negeri dan dalam negeri berbeda.

"Ada beberapa perusahaan yang dijadikan case study dalam buku ini seperti, Martha Tilaar, industri penerbangan (Garuda), Banking (BCA), otomotif (Yamaha), fast moving goods (Sosro dan Indomie)," lanjut Firdaus.

"Semua kasus dalam buku ini disusun dengan metodologi case research yang merupakan bagian dari penelitian kualitatif yang saat ini tengah berkembang pesat di dunia penelitian," tutur Robert A.B, salah satu penulis buku tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Membangun Empati Sejak Dini, Kisah Kurban Sekolah Semesta sebagai Laboratorium Sosial
Membangun Empati Sejak Dini, Kisah Kurban Sekolah Semesta sebagai Laboratorium Sosial
Edu
Guru di Jabar Dilarang Beri PR ke Siswa, Dedi Mulyadi Beberkan Alasan
Guru di Jabar Dilarang Beri PR ke Siswa, Dedi Mulyadi Beberkan Alasan
Edu
27 Fakultas Kedokteran PTS Akreditasi Unggul 2025, Referensi Jalur Mandiri
27 Fakultas Kedokteran PTS Akreditasi Unggul 2025, Referensi Jalur Mandiri
Edu
Idul Adha 2025 Bukan Sekadar Kurban, Yasbil Wujudkan Lingkaran Kebaikan lewat Pemberdayaan Generasi Muda
Idul Adha 2025 Bukan Sekadar Kurban, Yasbil Wujudkan Lingkaran Kebaikan lewat Pemberdayaan Generasi Muda
Edu
Kisah 3 Mahasiswa Kedokteran UGM Raih IPK 4, Intip Rahasia Pintarnya
Kisah 3 Mahasiswa Kedokteran UGM Raih IPK 4, Intip Rahasia Pintarnya
Edu
Perkuat Tenaga Kesehatan, Yayasan Binawan dan Poltekkes Kemenkes Denpasar Luncurkan Beasiswa Kerja Eropa
Perkuat Tenaga Kesehatan, Yayasan Binawan dan Poltekkes Kemenkes Denpasar Luncurkan Beasiswa Kerja Eropa
Edu
KIP Kuliah Jalur Mandiri 2025 PTN-PTS Dibuka, Kuliah Gratis sampai Lulus
KIP Kuliah Jalur Mandiri 2025 PTN-PTS Dibuka, Kuliah Gratis sampai Lulus
Edu
51 Jurusan Kedokteran PTN dan PTS Akreditasi Unggul 2025, UI hingga Untar
51 Jurusan Kedokteran PTN dan PTS Akreditasi Unggul 2025, UI hingga Untar
Edu
Beasiswa bagi Guru SD-PAUD Kuliah D4-S1, Simak Cara dan Kriteria
Beasiswa bagi Guru SD-PAUD Kuliah D4-S1, Simak Cara dan Kriteria
Edu
Cara Cek Penerima KJP Plus 2025 SD-SMA, Bantuan hingga Rp 450.000 Per Bulan
Cara Cek Penerima KJP Plus 2025 SD-SMA, Bantuan hingga Rp 450.000 Per Bulan
Edu
Hanya Satu Sekolah Kedinasan Pakai Syarat Nilai UTBK SNBT, Berapa Skornya?
Hanya Satu Sekolah Kedinasan Pakai Syarat Nilai UTBK SNBT, Berapa Skornya?
Edu
Lowongan Magang PTPN I bagi Mahasiswa dan 'Fresh Graduate', Tanpa Batas Usia
Lowongan Magang PTPN I bagi Mahasiswa dan "Fresh Graduate", Tanpa Batas Usia
Edu
Unpad Buka Seleksi Mandiri IUP, Ada 13 Prodi dan Bisa 'Double Degree'
Unpad Buka Seleksi Mandiri IUP, Ada 13 Prodi dan Bisa "Double Degree"
Edu
Menteri Kebudayaan Fadli Zon Resmi Jabat Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon Resmi Jabat Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan
Edu
AI Bisa Gantikan Manusia yang Tidak Siap Menghadapi Perubahan
AI Bisa Gantikan Manusia yang Tidak Siap Menghadapi Perubahan
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau