Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Transmigran di Sikka Sulit Sekolah

Kompas.com - 27/06/2011, 18:09 WIB

MAUMERE, KOMPAS.com - Sekitar 23 anak para transmigran di Desa Lengkong Nyadom, Kecamatan Ella Hilir, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat yang kembali ke Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur kesulitan untuk bersekolah.

Yosef Nurdin, salah seorang transmigran dari Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Sikka mengungkapkan hal itu, Senin (27/6/2011), ketika dihubungi dari Ende, Flores.

"Kami sudah berupaya mendaftarkan lewat guru bantu di sekolah sekitar kampung kami, tapi kepala sekolah meminta surat pindah. Kami hanya bisa melaporkan ke dinas tenaga kerja supaya difasilitasi persoalan ini. Harapan kami paling tidak anak kami bisa ditampung dulu," kata Yosef Nurdin , di tempat penampungan, di kantor dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi Sikka.

Ada 2 anak Yosef, yakni Stevanus Bedi Soge, yang masih duduk di bangku kelas 1 SD, dan Sebastian Soge, pelajar kelas 3 SD. Dari 23 anak transmigran itu sebagian besar masih duduk di bangku SD, yang lainnya TK, dan SMP.

Sekadar diketahui, Yosef dengan istri dan 2 anaknya, bersama 24 keluarga yang lain di Sikka mengikuti program transmigrasi ke Kabupaten Melawi. Mereka berangkat pada Desember 2010 lalu. Total yang berangkat dari Sikka saat itu 25 keluarga, yang terdiri dari 126 jiwa.

Mereka dijanjikan akan mendapat lahan 2 hektar per kel uarga, di antaranya untuk rumah, pekarangan, dan areal perkebunan. Namun janji lahan 2 hektar per keluarga itu tak seluruhnya dipenuhi, karena ternyata sebagian lahan masih ada masalah dengan tuan tanah setempat yang menuntut semacam ganti rugi. Akibatnya ada sejumlah keluarga yang belum mendapat jatah mereka, sehingga mereka terpaksa menumpang di rumah transmigran yang lain.

Selain itu di lokasi transmigrasi juga belum ada fasilitas pendidikan, tempat ibadah, maupun kesehatan. Hingga akhirnya 16 keluarga sebanyak 66 jiwa memutuskan kembali ke Sikka, Sabtu (11/6/2011) lalu. Sejauh ini di Sikka mereka ditampung tempat penampungan.

"Kami bingung di sini (Sikka), sebab rumah sudah kami jual waktu berangkat ke Melawi. Walau tanah ada di kampung, tapi kami tak ada uang untuk membangun rumah," kata Yosef.

Ketika dikonfirmasi Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sikka Gregorius Rehi di Maumere mengatakan, keluhan para transmigran sudah ditindaklanjuti. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas pendidikan pemuda dan olahraga (PPO) setempat.

"Kami sudah memfasilitasi, dan persoalan sekolah anak-anak mereka sedang diupayakan oleh dinas PPO. Kami sudah meminta mereka supaya kembali dulu ke kampung masing-masing. Mereka tentu bisa tinggal sementara di rumah orang tua atau kerabat sambil menunggu perkembangan lebih lanjut," kata Gregorius.

Menurut Gregorius, pihaknya sudah berkoo rdinasi dengan dinas tenaga kerja dan transmigrasi NTT, dan direncanakan 16 keluarga dari Sikka itu akan diikutsertakan dalam program transmigrasi ke Kalimantan Tengah. Namun waktu keberangkatannya belum ditentukan.

Gregorius juga menyinggung, 16 keluarga itu rupanya kurang bersabar tinggal di Melawi, sebab pemerintah pusat sudah menjadwalkan pembangunan fasi litas pendidikan, maupun kesehatan di lokasi transm igrasi itu secara bertahap, yang dimulai tahun depan.

Nyatanya 9 keluarga yang masih tinggal di sana (Melawi) bersama dengan 25 keluarga transmigran dari Yogyakarta tetap baik-baik saja. "Memang sempat ada masalah tanah, tapi informasi dari pemda setempat persoalan itu sudah diselesaikan," kata Gregorius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com