Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca dan Tulis Jadi Modal Usaha

Kompas.com - 12/05/2012, 14:32 WIB
Indra Akuntono

Penulis

LOMBOK, KOMPAS.com - Provinsi Nusa Tenggara Barat cukup agresif mengurangi tingginya angka buta aksara. Hal itu nampak dari jumlah signifikan penyelesaian buta aksara di semua wilayah NTB dalam kurun tiga tahun terakhir.

Tercatat, pada 2009 angka buta aksara di seluruh NTB mencapai 417.626 jiwa. Namun saat ini, jumlah tersebut menyusut tajam dan hanya tersisa kurang dari 70 ribu jiwa yang tersebar di wilayah Lombok Tengah, dan Lombok Timur.

Namun, usaha memberantas buta aksara tek semudah yang dibayangkan. Selain mengajarkan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung, tantangan sebenarnya adalah memelihara agar masyarakat yang telah melek huruf itu tidak kembali menjadi buta aksara.

Untuk menyiasatinya, pemerintah daerah Provinsi NTB bekerjasama dengan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) yang dikelola oleh masyarakat memberikan "kelas" lanjutan setelah masyarakat selesai mengikuti kelas Keaksaraan Fungsional (KF) dasar.

Pamong Belajar Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Masyarakat (BPKBM) Provinsi NTB, Djarto mengatakan, setelah "lulus" dari kelas KF dasar, masyarakat setempat didorong untuk terjun ke dunia usaha.

"Setelah diberi keterampilan keaksaraan, mereka diberi keterampilan berwirausaha dengan memanfaatkan kemampuan baca tulisnya," kata Djarto saat ditemui Kompas.com di Lombok Timur, NTB, Sabtu (12/5/2012).

Djarto menambahkan, penguatan berwirausaha melalui KUM diyakini dapat mencegah masyarakat kembali buta huruf.

"Pendidikan keaksaraan jangan hanya ditempatkan pada konteks pemberantasan buta aksaranya saja. Dengan kegiatan usaha, kemampuan baca tulis dan berhitung akan digunakan dan terpelihara," ujarnya.

Dilanjutkan Djarto, upaya menuntaskan buta aksara tidak bisa dilakukan tergesa-gesa. Setidaknya, perlu waktu minimal satu tahun untuk menjamin masyarakat melek huruf dan tidak kembali pada level buta aksara.

Waktu satu tahun itu, jelasnya, dapat dibagi menjadi 6 bulan dalam kelas KF dasar, 3 bulan dalam KUM, dan 3 bulan untuk penguatan kemampuan berwirausahanya. "Agar bisa tuntas, jangan tergesa-gesa mengejar target. Pelan-pelan tetapi mantap," tandasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com