Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joki Malang Modifikasi Ponsel Peserta Ujian

Kompas.com - 22/07/2012, 07:58 WIB

MALANG, KOMPAS.com – Tak jauh berbeda seperti yang terjadi di UGM dan Unair, cara kerja praktek perjokian dalam Tes Mandiri Seleksi Program Minat dan Kemampuan (SPMK) di Universitas Brawijaya (UB) yang terbongkar Kamis (19/7/2012) lalu juga menggunakan ponsel yang dimodifikasi.

Dengan ponsel tersebut, hanya sang operatorlah yang bisa menghubungi peserta ujian. Bahkan tanpa harus memencet tombol di ponsel, begitu ada panggilan masuk dari operator, peserta ujian bisa langsung mendengar suara sang operator.

Dalam keterangan pers, Sabtu (21/7/20120), Kabag Humas Polresta Malang, AKP Dwiko Gunawan memberikan contoh pemakaian alat tersebut. Diuraikannya, untuk peserta pria, ponsel yang telah tersambung dengan perangkat headset, disembunyikan di balik celana. Kemudian, kabel headset tersebut ditempelkan sepanjang dada, lengan, hingga telapak tangan peserta.

“Jadi peserta cuma berpura-pura menempelkan telapak tangannya ke telinga, langsung terdengar petunjuk dari operator. Sebelumnya, pada saat ujian baru dimulai, operator menelepon peserta untuk mencari tahu kode soal apa yang dipegang peserta. Jadi sewaktu-waktu peserta harus siap kalau ada telepon dari operator yang memberi tahu jawabannya. Kalau peserta ujian wanita jauh lebih sederhana lagi, ponsel tinggal disembunyikan di di balik baju dalam lalu kabel headset langsung dipasang ke telinga dan ditutupi jilbab atau rambut,” urai Dwiko.

Lantas bagaimana para peserta itu mendapatkan ponsel dari sang operator?

Dwiko menjelaskan, ponsel tersebut sebelumnya dibagikan oleh pelaksana lapangan kepada para peserta saat mereka berkumpul di Jawa Tengah. Dari sana, dengan menggunakan satu mobil para peserta diantar ke Malang dan diinapkan di salah satu hotel di kota Malang.

“Yang bagian mencari penginapan adalah pelaku berinisial TG (30), dia dari Sukoharjo Jawa Tengah. Yang bagian memasang dan mengatur alat inisialnya YH (23), warga Sleman. Sedangkan sopirnya adalah FSD (18), orang Klaten. Bersama empat peserta, mereka kami amankan saat akan meninggalkan kampus. Dari penyelidikan, dua pelaksana lapangan itu mengaku tidak tahu siapa operator yang memberi jawaban soal. Mereka bilang Cuma ditelepon saja sama operator. Jadi memang cara kerja jaringan ini sangat tertutup,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com