Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Jangan Lagi Sekadar Cari Ijazah dan Gelar

Kompas.com - 24/08/2012, 10:36 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

LABUAN BAJO, KOMPAS.COM - Dalam beberapa dekade terakhir, pendidikan di Indonesia hanya ditujukan untuk meraih ijazah dan gelar akademik semata dibandingkan pendidikan watak dan karakter. Akibatnya, terjadi kemerosotan moral dan etika di tengah masyarakat Indonesia, mulai dari kalangan elite sampai kalangan bawah. Inilah keprihatinan yang disampaikan oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Prof. DR. Moh. Mahfud MD, dalam makalah orasi kebangsaan" Peran Strategis Pendidikan sebagai basis membangun karakter Bangsa" menyambut HUT Seminari Beato Yohanes Paulus II di Labuan Bajo, Kamis (23/8/2012).

Menurutnya, di Indonesia, orang terdidik saja sudah mengalami kemerosotan moral. Mengapa ini terjadi? Pendidikan yang diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan hanya mendidik anak supaya memiliki kecerdasan otak dan tidak pernah mendidik untuk membangun karakter hati. Padahal, lanjutnya, karakter seseorang dibangun melalui proses pendidikan. Mahfud mengatakan, proklamator kemerdekaan Indonesia, Ir. Soekarno, saja menuangkannya dalam frase 'mencerdaskan kehidupan bangsa', bukan 'mencerdaskan otak'.

"Pendidikan Indonesia harus berpedoman pada tiga hal penting yakni ada integrasi antara Ilmu dan Iman. Ilmu dikembangkan atas kontrol dari ajaran-ajaran agama. Kedua, kebenaran yang harus ditanamkan di semua lembaga pendidikan di Indonesia. Ketiga, Ilmu pengetahuan dan teknologi harus memihak kepada keselamatan manusia di bumi ini," ungkapnya.

Ilmu pengetahuan dan teknologi, lanjutnya, tetap penting. Namun, harus dikembangkan untuk keselamatan manusia di dunia. Selanjutnya, Mahfud menjelaskan, pendidikan di Indonesia bukan saja memberantas buta huruf melainkan memberantas buta hati yang menyebabkan terjadinya kemerosotan moral dan etika.

Mahfud menilai, moral dan etika bangsa Indonesia sudah luntur. Oleh karena itu, pendidikan moral Pancasila, harus kembali dibangkitkan dan diterapkan dalam kurikulum pendidikan.

Saat dialog, salah seorang hadirin menyampaikan bahwa 20 persen anggaran pendidikan di Indonesia dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur dan dari APBD Kabupaten Manggarai Barat hanya digunakan untuk pembangunan fisik, bukan untuk pembangunan karakter dan watak kebangsaan.

Mahfud menanggapinya dengan mengatakan bahwa Indonesia harus membenahi kualitas birokrasi yang bobrok. Untuk membenahinya, pendidikan dasar sampai sekolah menengah atas harus diatur dengan baik dengan mendidik watak dan mental anak sekolah. Romo Vikaris Jenderal Keuskupan Ruteng, Pastor Laurens Sopang Pr mengatakan, korupsi yang merajalela di Indonesia juga disebabkan watak yang tidak lagi memiliki moral dan etika. Sopang sepakat, pemerintah harus membangkitkan kembali pendidikan moral Pancasila di seluruh sekolah di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com