Wajar 12 Tahun Belum Layak Dimulai

Kompas.com - 30/08/2012, 09:35 WIB
Ali Sobri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerhati pendidikan Retno Listyarti mempertanyakan kelayakan pelaksanaan program wajib belajar (wajar) 12 Tahun. Menurutnya, program rintisan Pendidikan Menengah Universal (PMU) ini tak wajar untuk dimulai karena masih menyisakan 'pekerjaan rumah' dalam program sebelumnya, wajib belajar 9 tahun.

"Menurut saya, pemerintah belum siap merintis wajar 12 tahun, mengingat program wajar 9 tahun masih belum tuntas. Program itu hanya mengurangi angka melek huruf dan angka partisipasi kasarnya saja, tetapi secara kualitas, pendidikan wajar 9 tahun masih jauh dikatakan dari berkualitas," ucap Retno, kepada Kompas.com, Rabu (29/8/2012) sore.

Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) ini menegaskan, masih banyak kepincangan yang diwariskan pemerintah dalam pelaksanaan program wajar 9 tahun. Bahkan, menurutnya pula, pendidikan dasar di dalam negeri masih terbengkalai meski pemerintah telah mengklaim bahwa program wajar 9 tahun telah rampung secara kuantitatif dengan ditunjukkannya Angka Partisipasi Kasar (APK) yang mencapai 98 persen.

"Yang perlu diperhatikan adalah data mengenai kualitas pendidikan wajar 9 tahun. Benar secara kuantitatif APK meningkat tapi perolehan data, dan apa saja bagian yang harus di tingkatkan kualitasnya itu belum ada," katanya meminta penyelesaian lebih lanjut soal kendala dan solusinya.

"Kalo data-data tersebut sudah ada barulah meningkatkan program ke wajar 12 tahun. Jangan asal membuat program yang setengah hati dan hanya untuk kepentingan politis semata," lanjutnya kemudian.

Pemerintah sebenarnya masih mengakui bahwa masih banyak daerah tertinggal yang memiliki APK di bawah 90 persen. Selain itu, pemerintah masih menerima laporan beberapa daerah di kabupaten yang pendidikan dasarnya terbengkalai. Namun, melalui program PMU, pemerintah optimistis dapat menyelesaikan masalah pendidikan bangsa Indonesia untuk menjawab tantangan dan kesiapan kerja di masa mendatang.

Namun, Retno menilai, cita-cita pemerintah itu omong kosong. Pasalnya, dana yang dialokasikan untuk pendidikan tinggi justru lebih besar daripada alokasi dana untuk penuntasan wajar 9 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Terkini Lainnya

    Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

    Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

    Edu
    Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

    Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

    Edu
    Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus  dan AAU

    Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus dan AAU

    Edu
    BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

    BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

    Edu
    Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

    Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

    Edu
    “Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

    “Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

    Edu
    Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

    Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

    Edu
    Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan 'Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025'

    Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan "Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025"

    Edu
    Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

    Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

    Edu
    Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

    Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

    Edu
    Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

    Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

    Edu
    Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

    Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

    Edu
    Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

    Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

    Edu
    Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

    Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

    Edu
    Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

    Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

    Edu
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau