Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disdik Mojokerto Tegur Kepala Sekolah SMP Islam Brawijaya

Kompas.com - 24/09/2012, 03:00 WIB

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Pihak SMP Islam Brawijaya Mojokerto sudah menarik lembar kerja siswa (LKS) bergambar seorang artis porno asal Jepang, Miyabi (Maria Ozawa), Jumat (21/9/2012) lalu.

"Saya baru tahu ada foto Miyabi setelah ditegur dinas pendidikan, karena itu LKS yang baru ada 78 eksemplar yang beredar itu langsung ditarik," kata Kepala Sekolah SMP Islam Brawijaya Mojokerto, Sukisno, Minggu (23/9/2012).

Ia menjelaskan pihaknya juga langsung mengecek ke para siswanya pada Jumat itu. "Saya menanyakan apakah mereka tahu Miyabi, ternyata sebagian besar siswa tidak paham siapa Miyabi. Ada juga yang tahu," katanya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto Budwi Sunu mengaku pihaknya telah menegur Kepala Sekolah SMP Islam Brawijaya, Sukisno.

"Sehari kemudian, LKS itu sudah ditarik dan diganti baru. Jumat (21/9) sudah ditarik semua, kebetulan jumlahnya belum terlalu banyak sehingga mudah dikumpulkan," katanya.

LKS terbitan CV Sinar Mulia Mojokerto itu disusun oleh Musyawarah Guru Bahasa Inggris SMP yang terdiri dari Sumantri, Moh. Jalil, dan Giyono, serta ditelaah oleh Muhyidin.

Dalam buku itu, foto setengah badan Miyabi ada di halaman 36. Seperti foto lainnya, foto Miyabi dipakai sebagai bahan siswa untuk membuat materi percakapan tanya jawab.

Selain Miyabi ada pula foto artis Dude Herlino, harimau, dan hamster di halaman itu. Contoh materi percakapannya (X dan Y), X: Do you know this animal?. Y: Yes, it is the hamster. X: What do you think about it?. Y: How beautiful it is.

Ketika dikonfirmasi saat berada di Surabaya, Mendikbud Mohammad Nuh meminta penerbit menarik lembar kerja siswa (LKS) yang bergambar seorang artis porno asal Jepang, Miyabi (Maria Ozawa), yang ditemukan di sebuah SMP di Mojokerto.

"Saya belum lihat LKS-nya, tapi kejadian ini seperti ’Bang Maman’ pada beberapa waktu lalu," katanya di sela-sela pemancangan tiang pancang Gedung Magister Terapan di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Minggu.

Mantan Rektor ITS Surabaya itu mengatakan Kemendikbud tidak mungkin mengontrol satu per satu, tapi sensor buku itu dari guru atau kepsek. "Yang jelas, kalau sudah terjadi, maka buku itu tidak layak dan penerbit harus menariknya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com