Relokasi SMAN 6 dan SMAN 70, Perlukah?

Kompas.com - 25/09/2012, 11:47 WIB
Caroline Damanik/Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kembali terjadinya penyerangan dan tawuran "legendaris" antara siswa SMAN 6 dan SMAN 70 Jakarta Selatan selalu disambut polemik usulan relokasi salah satu sekolah. Pro-kontra terus mengemuka, tetapi lokasi keduanya masih berdampingan sampai sekarang dan kejadian terus berulang.

Pemerhati pendidikan anak, Seto Mulyadi, menilai relokasi kedua sekolah di kawasan itu perlu dilakukan karena menyangkut beberapa faktor. Faktor utama adalah lokasi sekolah yang berdekatan sehingga rentan membelokkan persaingan akademik menjadi aksi adu otot melalui tawuran.

"Kondisi dua sekolah itu tidak memungkinkan karena lokasinya sangat berdekatan. Selisih sedikit bisa picu tawuran," kata Seto kepada Kompas.com, Selasa (25/9/2012).

Belum lagi, kata pria yang dipanggil Kak Seto itu, kemungkinan adanya pihak luar yang ikut memanas-manasi atau mengintimidasi siswa kedua sekolah untuk memancing dan memulai tawuran. Pihak luar itu bisa berupa alumni ataupun pihak lain yang memiliki kepentingan terselubung.

"Itu makanya perlu pertimbangkan merelokasi dua sekolah itu. Lalu, guru beri pengawasan lebih pada siswa, secara perlahan pasti konflik akan reda, tawuran akan hilang," ujarnya.

Relokasi bukan jalan keluar

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait berpendapat berbeda. Menurutnya, relokasi justru bukan menjadi jalan keluar yang efektif. Relokasi justru hanya akan menunjukkan adanya kepentingan lain yang "bermain" di belakang aksi tawuran antarpelajar di kawasan niaga Jakarta Selatan ini.

"Relokasi sekolah itu tidak menyelesaikan masalah. Itu hanya akan menunjukkan ada orang yang bermain. Saya lihat memang sekolah-sekolah di kawasan Jakarta Selatan itu berada di kawasan niaga, tempat-tempat keramaian," tuturnya.

Arist justru menegaskan bahwa masalah tawuran yang berulang berakar dari gagalnya penerapan metode pendidikan di sekolah setempat dan sistem pendidikan nasional. Pemerintah, tegasnya, harus memutus mata rantai tawuran itu dengan membenahi total sistem pendidikan dan cara mengajar para gurunya.


Berita terkait peristiwa ini dapat diikuti dalam topik "Tawuran SMA 70 dan SMA 6"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau