JAKARTA, KOMPAS.com - Dari sekitar 67.000 madrasah, baik madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, maupun madrasah aliyah, atau setingkat SD, SMP dan SMA, sekitar 91 persen di antaranya didirikan dan dikelola swasta. Ini menunjukkan peran masyarakat di bidang pendidikan sangat besar.
”Jumlah madrasah yang berkualitas memang terus bertambah. Namun, secara keseluruhan, mutu madrasah belum lebih baik dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum sehingga perlu terus perbaikan,” kata Nur Syam, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, saat peluncuran program Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS) di Jakarta, Rabu (3/10).
Program PRIORITAS ini merupakan bantuan Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) untuk membantu pendidikan Indonesia. Bantuan senilai 87,3 juta dollar AS atau hampir Rp 840 miliar itu menyasar lebih dari 300.000 siswa di 10 provinsi.
Acara itu dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel, Direktur Misi USAID Andrew Sisson, dan Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Indroyono Soesilo.
Nur Syam mengatakan, madrasah menampung sekitar 20 persen dari total siswa di Indonesia. Peningkatan mutu madrasah masih terkendala dengan masih banyaknya madrasah yang belum terakreditasi. Dari 67.000 madrasah, yang sebagian besar menangani anak-anak dari keluarga tak mampu secara ekonomi, baru 68 persen yang terakreditasi.
Adapun untuk guru madrasah, lanjut Nur Syam, baru sekitar 57 persen yang mengikuti sertifikasi.
Sebagai perbandingan, jumlah lembaga pendidikan di bawah Kemdikbud saat ini sebanyak 130.563 SD negeri dan 12.689 SD swasta serta 17.714 SMP negeri dan 12.152 SMP swasta. Selain itu, terdapat 5.034 SMA negeri dan 6.002 SMA swasta.
Sri Rahayu LW, guru di MTs Negeri Binjai, Sumatera Utara, mengatakan, pendidikan di madrasah masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Guru madrasah pun sering kali tidak percaya diri untuk bekerja sama dengan guru sekolah umum.
Bantuan AS
Terkait dengan dukungan AS pada dunia pendidikan Indonesia, Marciel menyatakan, bantuan ini merupakan bagian penting dari Kemitraan Komprehensif Amerika dengan Indonesia, yaitu komitmen yang ditandatangani Presiden Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2010 untuk meningkatkan kerja sama dan mempererat hubungan kedua negara.
”Kerja sama ini bisa saling melengkapi dan belajar untuk membuat pendidikan lebih baik,” kata Nuh. (ELN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.