Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Diterapkan Tes Psikologi Calon Guru

Kompas.com - 21/01/2013, 14:12 WIB
Ester Lince Napitupulu, Luki Aulia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Minat lulusan SMA untuk menjadi guru sekarang ini meningkat seiring dengan adanya tunjangan profesi guru. Meski demikian, hingga saat ini belum dilakukan tes psikologi untuk mengetahui apakah calon mahasiswa memiliki kepribadian sebagai guru.

”Untuk meningkatkan mutu guru, sudah selayaknya dilakukan tes psikologi. Ini untuk memastikan, mereka yang menjadi mahasiswa memang memiliki panggilan hati untuk menjadi guru,” kata Rektor IKIP PGRI Semarang Muhdi, di Semarang, Jumat (18/1). ”Jangan sampai pilihan menempuh pendidikan guru merupakan pilihan terakhir setelah tidak diterima di bidang lain,” ujar Muhdi.

Di tengah meningkatkan minat lulusan SMA untuk mengikuti pendidikan di lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK), kata Muhdi, merupakan momentum baik dilakukan tes psikologi agar secara bertahap kualitas guru bisa meningkat.

Seperti di Singapura, mahasiswa calon guru direkrut dari 30 persen siswa terbaik. Adapun di Malaysia segera dimulai merekrut 10 persen siswa terbaik untuk menjadi pendidik.

Sunaryo Kartadinata, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, yang juga Ketua Asosiasi LPTK Indonesia, mengatakan, perbaikan pendidikan di Indonesia jangan hanya dibebankan pada LPTK. Kebijakan pemerintah soal pendidikan harus dikaji secara benar dari sisi ilmu pendidikan.

”Perlu ada perubahan kultur pendidikan dan kerja guru. Itu semua bergantung pada regulasi, bukan pada proses penyiapan guru di LPTK,” kata Sunaryo.

Berasrama

Aris Winarto, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, mengatakan, mengacu pada Undang-Undang Guru dan Dosen, pendidikan calon guru sudah saatnya dilakukan dengan sistem berasrama. Ini penting karena guru bukan hanya harus unggul dari sisi intelektual, melainkan juga dari sisi moral dan kepribadian. Sistem berasrama lebih memudahkan menanamkan nilai-nilai kepada mahasiswa.

Rektor Universitas Negeri Jakarta Bedjo Sujanto mengatakan, untuk meningkatkan kemampuan guru, lulusan LPTK masih membutuhkan pelatihan tambahan untuk menjadi guru.

Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Pengurus Besar PGRI serta Direktur Eksekutif Institute for Education Reform Universitas Paramadina Mohammad Abduhzen mengatakan, ada baiknya pelatihan guru fokus untuk membangkitkan motivasi diri menjadi guru.

Karena bentuk pelatihannya seperti itu, metode penyampaiannya tidak bisa lagi dengan ceramah atau pengarahan. Materi pelatihan guru harus disampaikan oleh ahli pelatihan yang berpengalaman. Tidak bisa dilakukan oleh pejabat pemerintah pusat, kepala dinas, kepala sekolah, atau dosen perguruan tinggi negeri.

Ketua Pengurus Besar PGRI Sulistiyo mengatakan, pihaknya tengah merumuskan bentuk pelatihan yang ideal bagi guru untuk diterapkan mulai 2016.

Ketua Umum Majelis Pendidikan Kristen David Johanes Tjandra berharap guru tidak hanya sekadar menjadi operator kurikulum pendidikan yang baru, tetapi juga menumbuhkan kreativitas. (ELN/LUK)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com