MTs Negeri Rangkasbitung Kembangkan Makanan Tradisional

Kompas.com - 28/01/2013, 03:29 WIB

LEBAK, KOMPAS.com - Madrasah Tsanawiyah Negeri Pasir Sukarakyat Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengembangkan makanan tradasional yang bahan bakunya terdapat di daerah ini guna mendorong peserta didik memiliki kemampuan berbisnis.

"Kami menargetkan seluruh siswa di sini bisa mengembangkan makanan khas tradisional melalui keterampilan," kata Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Pasir Sukarakyat Rangkasbitung, Minggu (27/1/2013).

Ia mengatakan, potensi pengembangan makanan tradisional di Kabupaten Lebak masuk kategori luar biasa dan bisa menjadikan peluang usaha bagi anak-anak setelah lulus dari sekolah. Sebab makanan khas tradisional memiliki kebanggaan bagi pemerintah daerah.

Misalnya, kata dia, saat ini siswa sudah mampu membuat makanan khas tradisional, diantaranya kue dadar gulung, keroket, bolu dengan menggunakan bahan baku singkong, ranginang, jejorong, dan makanan lainya.

Selain itu juga mengembangkan kerajinan bordir, menjahit, dan tanaman hias menanam. "Kami yakin dengan kemampuan ketrampilan ini diharapkan anak-anak bisa hidup mandiri dengan membuka peluang usaha itu," katanya.

Menurut dia, pendidikan yang dikembangkan di sini bukan hanya akademik (intelektual) maupun khusus pada pendidikan keagamaan saja. Akan tetapi, kata dia, pendidikan di sini harus memiliki ketrampilan (Psiomotorik) untuk mencetak siswa mandiri.

Apabila mereka memiliki kemampuan ketrampilan memproduksi makanan tradisional dipastikan bisa menjadikan peluang usaha. Bahkan, ada siswa lulusan di sini mampu membiayai pendidikan di tingkat SLTA dengan berjualan makanan khas tradisional.

"Kami terus mendorong anak-anak agar memiliki ketrampilan sebagai bekal kehidupan yang lebih baik di masyarakat," katanya menjelaskan.

Ia menyebutkan, pengembangan mata pelajaran ketrampilan tersebut selama seminggu satu kali pertemuan dengan waktu dua jam. Mereka siswa belajar dengan cara teori dan praktek yang telah disediakan pihak sekolah. "Hasil praktik makanan tradisional itu nantinya dimakan secara bersama-sama oleh siswa," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau