Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

26.481 Pelajar Sintang Akan Terima Beasiswa Miskin

Kompas.com - 16/08/2013, 22:46 WIB
PONTIANAK, KOMPAS.com — Sebanyak 26.481 pelajar di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, akan menerima beasiswa miskin dari pemerintah pusat sebagai kompensasi pengurangan subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Kepala Dinas Pendidikan Sintang, YAT Lukman Riberu, saat dihubungi di Sintang, Jumat, mengatakan bahwa beasiswa ini diberikan mulai pelajar tingkat SD hingga tingkat SMA yang besaran nominal uangnya berbeda untuk setiap tingkatan.

Untuk pelajar SD ada 20.948 pelajar yang akan menerima beasiswa tersebut dengan nominal uangnya sebesar Rp 425.000 per semester per siswa.

Sementara tingkat SMP jumlah penerima 4.000 pelajar dengan nominal uang yang diterima Rp 575.000 per semester per siswa. Untuk tingkat SMA jumlah penerima sebanyak 649 pelajar dan SMK sebanyak 884 pelajar dengan jumlah beasiswa yang diterima sebesar Rp 700.000 per semester per siswa.

"Salah satu syarat pelajar dapat menerima beasiswa ini yaitu orangtuanya harus memiliki Kartu Perlindungan Sosial (KPS). KPS ini harus diserahkan ke sekolah kemudian diserahkan lagi ke Dinas Pendidikan paling lama 30 Agustus," ungkap Lukman Riberu, Jumat (16/8/2013).

Jika kuota pelajar yang orangtuanya memiliki KPS sudah terpenuhi dan masih ada kuota yang tersedia, menurut dia, kuota beasiswa tersebut bisa diberikan kepada pelajar non-KPS, yaitu dari keluarga harapan seperti anak yatim piatu, anak terancam putus sekolah, dan anak korban bencana.

Lukman menambahkan, pihaknya akan sangat selektif dalam menyalurkan beasiswa tersebut. Dia mengatakan, sebelum data pelajar diserahkan ke pusat, data yang masuk akan dicek kembali untuk memastikan penerima beasiswa miskin ini adalah pelajar yang kurang mampu.

"Jika dalam pengecekan itu ditemukan orangtua mampu namun mempunyai KPS maka beasiswa ini akan dialihkan ke siswa lain yang betul-betul membutuhkan tapi belum terdata," katanya.

Ia mengatakan, BLSM untuk siswa miskin mulai dicairkan pada bulan Oktober. Sementara itu bulan Agustus mulai pendataan, diperkirakan Oktober dana cair. Uang tersebut langsung masuk ke rekening siswa.

Dalam pendataan siswa kurang mampu yang dilaksanakan sekolah tersebut, lanjut Lukman, permasalahan yang ada adalahnya banyaknya orangtua siswa yang tidak memiliki KPS padahal mereka tergolong keluarga kurang mampu. "Kami mengimbau Kantor Pos segera membagikan KPS hingga ke dusun-dusun," katanya.

Sementara yang dilakukan Dinas Pendidikan adalah meminta bantuan pemerintah kecamatan untuk melakukan pendataan siswa-siswa kurang mampu ini agar semuanya terdata karena kuota beasiswa yang cukup besar ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Lukman menambahkan, Kemendikbud yang bekerja sama dengan Kantor Pos dalam penyaluran beasiswa ini dapat mengubah mekanisme penyalurannya karena biasanya dengan penyaluran dana bantuan seperti ini, Kantor Pos hanya bisa menyalurkannya sampai ke kabupaten saja.

Sementara itu, di Kabupaten Sintang, transportasi sangat sulit. Para siswa di daerah-daerah pedalaman dapat mengambil beasiswa tersebut ke Kantor Pos yang jaraknya sangat jauh.

"Masyarakat dari pehuluan dan pedalaman untuk turun ke Sintang saja membutuhkan biaya hampir satu jutaan pulang pergi sementara dana yang akan diambil hanya Rp 400.000 sampai Rp 700.000-an saja," katanya.

Hal itu justru menjadi beban mereka. Untuk itu dia berharap Kantor Pos dapat menyalurkan beasiswa ini dengan mendatangi desa-desa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com