Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arung Sejarah Bahari VIII, Meniti Peradaban Bangka-Belitung

Kompas.com - 22/10/2013, 10:38 WIB
KOMPAS.com - Jalesveva Jayamahe! Semboyan yang artinya di lautan kita jaya itu seakan mengingatkan kembali akan kebesaran bangsa ini di zaman Kerajaan Sriwijaya. Selama tujuh abad Sriwijaya menjadi kerajaan bahari terbesar di dunia, yang menjadikan laut sebagai instrumen pemersatu dan kehidupan.

Kegiatan Arung Sejarah Bahari VIII di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mulai 21-25 Oktober 2013 mengajak generasi muda memiliki jiwa dan semangat kebaharian. Tema ekspedisi kelautan ini adalah "Meniti Peradaban Bangka Belitung melalui Timah dan Lada". Kegiatan diikuti oleh sebanyak 93 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia dan 20 mahasiswa setempat.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbud Kacung Marijan mengatakan, melalui kegiatan ini ingin memberikan pemahaman kepada generasi muda pentingya negara bahari. Negara yang terhubung oleh laut bukan dipisahkan oleh laut.

"Konsep dipisahkan oleh laut itu masih berbau kontinental, berbau daratan. Padahal, kalau dihubungkan oleh laut itu menjadi bagian integral dari sebuah bangsa," katanya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Jakarta, Senin (21/10/2013).

Kacung menyampaikan, implikasi dari laut sebagai bagian integral bangsa adalah cara menggunakan laut sebagai instrumen yang pokok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk untuk memajukan diri. Misalnya, kata dia, cara mengelola sumber daya alam laut.

"Kesadaran ini perlu ditanamkan kepada adik-adik pelajar. Kesadaran tentang pentingnya bahari dalam berbangsa bernegara termasuk dalam kehidupan ekonomi," katanya.

Para peserta akan mengunjungi berbagai tempat di antaranya mengunjungi Wisma Menumbing tempat pengasingan Soekarno, Pelabuhan Lama Muntok, perkebunan lada dan museum timah. Mereka juga akan berlayar selama empat jam mengarungi Kepulauan Bangka-Belitung. Selanjutnya, mengunjungi museum dan desa nelayan di Kabupaten Belitung.

Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri atas dua pulau besar yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung, serta pulau-pulau kecil. Wilayahnya terbagi menjadi wilayah daratan dan wilayah laut dengan total luas wilayah mencapai 81.725,14 km2. Luas daratan lebih kurang 16.424,14 km2 atau 20,10 persen dari total wilayah. Sementara luas laut kurang lebih 65.301 km2 atau 79,90 persen dari total wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Guru Besar Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Susanto Zuhdi, selaku nara sumber acara, mengatakan, kegiatan ini sebagai forum dialog tentang ke-Indonesia-an dari aspek maritim. Khususnya, cara membangun bangsa melalui potensi laut seperti ikan, terumbu karang, dan wisata.

"Kekuatan kita nanti di wisata bahari. Jadi ini sumber daya yang tidak pernah habis. Kalau tambang batu bara habis," katanya.

Susanto mengatakan, mahasiswa diajak berpikir tentang bangsanya. Mereka, kata dia, dihadapkan pada potensi di satu pihak, tetapi juga kendala di pihak lain.

"Setelah kembali dari acara ini mereka menularkan kepada mahasiswa lainnya dan menjadikan ini proyek penelitian mereka atau jadi bahan skripsi dengan berbagai aspeknya seperti sejarahnya dan sosiologi masyarakatnya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com