Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Riset Apa kalau Lab-nya Tidak Ada?

Kompas.com - 19/09/2014, 22:01 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla memecah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dinilai akan sulit terealisasi. Ada kendala anggaran pula.

"Mau dipecah kalau tidak ada duitnya gimana mau dijalankan?" tanya akademisi dari Universitas Negeri Jakarta, Soedijarto, dalam diskusi di Jakarta, Jumat (19/9/2014). Kondisi sekarang saja, ujar dia, Indonesia adalah negara yang paling tidak memberikan fasilitas untuk perguruan tinggi.

"Mau riset apa, wong enggak ada labnya," sebut Soedijarto, memberikan contoh soal kondisi dunia pendidikan tinggi dan riset di Indonesia sekarang.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jokowi berencana memecah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset Teknologi.

Soedijarto mengatakan, masalah kurang berkembangnya riset di Indonesia bukan disebabkan oleh institusi yang membawahinya, melainkan pada kurangnya kemauan pemerintah untuk membiayai dan memfasilitasi kegiatan riset tersebut.

"Dipecah atau tidak dipecah, kalau tidak ada anggaran, enggak ngaruh. Jangan sampai Jokowi disalahkan karena tidak jalan," ujar Soedijarto.

Menurut Soedijarto, anggaran negara tidak mencukupi karena banyak pengusaha yang lalai membayar pajak sehingga menyebabkan kerugian negara yang cukup besar. "Tolong Jokowi bisa suruh semua kakap-kakap (pengusaha) itu bayar pajak biar bisa buat bayar riset," kata dia.

Sebelumnya, Jokowi mengatakan riset Indonesia belum benar-benar dimanfaatkan secara maksimal. Kegiatan riset dilakukan sendiri-sendiri oleh setiap lembaga dan kementerian sehingga tidak satu padu.

Jokowi ingin riset di masa depan dapat diaplikasikan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, baik di bidang teknologi, sosial, pertanian, dan kemaritiman. Jokowi berharap, Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset ini dapat menjadi pusat bagi riset nasional sehingga mendatangkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com