Untuk mengakomodir kebutuhan itu, hadirlah sebuah program beasiswa bernama StuNed (Studeren in Nederlands) yang dalam hal ini ditangani langsung oleh The Netherlands Education Support Office (Nuffic NESO Indonesia).
"Ini adalah program belajar di Belanda dan dibiayai langsung oleh pemerintah Belanda untuk masyarakat Indonesia dan Neso diberi mandat oleh Kedubes Belanda di Indonesia untuk mengelola beasiswa pendidikan di Belanda sejak 2000," papar Indy Hardono, Koordinator Tim Beasiswa StuNed, saat briefing press di Jakarta, Jumat (10/10/2014).
Indy menjelaskan, tahun ini merupakan tahun terakhir dari fase empat pengiriman siswa Indonesia ke Belanda. Untuk informasi bahwa satu fase terdiri dari enam tahun dan tiap tahunnya mendapat biaya sekitar lima juta euro dari pemerintah Belanda.
Untuk bisa mendapatkan beasiswa StuNed, tiap pelajar dari Indonesia mesti berada dalam jurusan yang menjadi area prioritas program StuNed.
"Ada lima area prioritas StuNed, yakni Manajemen Air, Ketahanan Pangan, HAM, Sektor Ekonomi, dan Sektor Yudisial atau Hukum," kata Indy.
Beasiswa StuNed, lanjut Indy, terpusat pada tiga program, yakni Master, Kursus Singkat untuk waktu dua minggu sampai enam bulan, dan Tailor Made Training atau pelatihan untuk satu kelompok terdiri dari maksimal 20 orang terkait langsung dengan salah satu area prioritas dalam kurun waktu tiga sampai empat minggu.
Tahun ini StuNed menyediakan 250 beasiswa untuk pelajar Indonesia. Jumlah itu meliputi program Master, Kursus Singkat, dan Tailor Made Training. Namun, jumlah tersebut bisa berkurang tergantung kondisi saat proses seleksi.
"Untuk masalah kuantitas kami bisa menguranginya tergantung yang daftar ikut seleksi. Tapi, Kalau kuantitasnya mencukupi, ternyata kualitasnya enggak bagus, juga percuma. Target kualitas ini yang sekarang sedang kami fokuskan," kata Indy.
Sesuai kualifikasi
Satu hal unik dari beasiswa StuNed adalah setiap pelajar harus mengajukan lamaran terlebih dahulu ke universitas di Belanda yang mereka inginkan. Jika sudah diterima, Nuffic Neso akan mulai menyeleksi mereka untuk mendapatkan beasiswa StuNed.
Hal itu diungkapkan Immanuel Hutasoit, alumnus StuNed dari The Hague University 2013-2014 program studi Master Accounting and Cotrol.
"Di StuNed kita dipaksa bekerja dua kali. Kita harus cari dulu universitasnya, baru kita minta dana ke StuNed," kata Immanuel.
Sementara itu, Indy menambahkan, para aplikan juga harus melamar dulu ke universitas di Belanda untuk mendapatkan LoA (Letter of Acceptance). Jika sudah mendapatkannya dan sesuai kualifikasi, barulah Neso bisa memproses beasiswanya.
Adapun kualifikasi untuk mendapatkan beasiswa StuNed adalah IPK minimal 3 dan IELTS minimal 6 untuk program Master dan IPK minimal 2,75 dan IELTS minimal 5,5 untuk program Kursus Singkat. Untuk IELTS, harus berlaku selama dua tahun semenjak dikeluarkan nilanya.
Batas waktu pendaftaran untuk program Master adalah 15 Maret 2015, sementara untuk Kursus Singkat akan ditutup pada 1 Maret 2015. Untuk info lebih lanjut pelamar bisa mendapatkannya di studidibelanda.com atau ke www.nesoindonesia.or.id.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.