Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru RI (PGRI) Sulistiyo mengemukakan itu di ruang kerjanya, di Jakarta, Selasa (4/11). Guru gusar dan mempertanyakan janji itu karena masih nyatanya sejumlah masalah terkait pelaksanaan Kurikulum 2013. Buku teks pegangan guru dan murid, misalnya, tak kunjung sampai di sejumlah sekolah.
”Kami terima banyak pesan dari guru tentang hal ini. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus mengambil sikap tentang nasib Kurikulum 2013,” tutur Sulistiyo.
Kejelasan informasi penting karena sekolah mulai mempersiapkan diri dan anak didiknya menghadapi ujian nasional (UN), April 2015. Sekolah mempunyai tradisi membiasakan anak didik berlatih soal yang ada dalam kisi-kisi UN.
”Visi misi itu bukan main-main. Saatnya memenuhi janji ketika kampanye,” ujarnya.
Lemah di TIK
Pelaksanaan Kurikulum 2013 terganjal guru yang tak optimal menerapkan pendekatan tematik integratif dan partisipatif. Sulistiyo mengatakan, sebagian guru kesulitan menerapkan model tematik integratif.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebenarnya dapat membantu guru menerapkan metode itu. Namun, sebagian guru tidak bisa memanfaatkan TIK. ”Ada kebutuhan guru untuk mengakses informasi,” ucapnya.
Untuk meningkatkan pemanfaatan TIK, sejak Juli lalu, PGRI bekerja sama dengan Intel Indonesia memberikan pelatihan TIK kepada 10.000 guru anggota PGRI di delapan kota. Corporate Affairs Director Intel Indonesia Deva Rachman menjelaskan, materi pelatihan, antara lain, adalah kolaborasi, literasi media, berpikir kritis, kemampuan komunikasi, dan kemampuan menyelesaikan masalah. (LUK)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.