Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya, Menghadang "Pahlawan" Komik Luar Negeri...

Kompas.com - 11/11/2014, 12:59 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peringatan Hari Pahlawan 10 November ternyata memiliki arti tersendiri bagi para komikus Indonesia. Momentum tersebut menjadi penyemangat para komikus untuk terus membangun karakter kepahlawanan lokal komik Indonesia dan menangkis serbuan komik impor.

"Sejak sepuluh tahun lalu kami sudah bermimpi agar komikus Indonesia bisa berkontribusi bagi perkembangan komik lokal, dan ke depannya tetap mampu bersaing dalam percaturan komik internasional. Ini perjuangan panjang, karena saya percaya bahwa komikus lokal tidak kalah dengan komikus internasional," kata Chris Lie, editor in-chief re:ON comics, Senin (10/11/2014).

Chris mengatakan, idealisme tersebut harus terus diusung sampai kapan pun, termasuk kerja keras komikus dalam melahirkan karakter-karakter yang memiliki semangat ke-Indonesia-an. Ini merupakan tantangan bagi re:ON comics sebagai majalah kompilasi komik yang terbit berkala secara nasional.

"Kami ingin terus mendorong lahirnya sifat kepahlawanan bagi komikus lokal, dan berharap mereka juga terus membangun karakter kepahlawanan lokal untuk melawan ‘pahlawan-pahlawan’ komik luar negeri," katanya.

Kebetulan juga, lanjut Chris, di dalam re:ON Comics terdapat komik bertema pahlawan superhero berjudul Galauman karya Ockto Baringbing dan Ino Septian. Ockto sendiri merupakan komikus Indonesia yang peraih "Silver Prize Award" di International Manga Award di Jepang tahun lalu.

Andik Prayogo, Direktur Kreatif PT Wahana Inspirasi Nusantara yang menerbitkan re:ON Comics, mengatakan, ‘re:ON’memiliki arti ingin menyalakan kembali semangat para komikus Indonesia untuk membuat karya terbaik. Pada November ini pihaknya akan diterbitkan edisi ke-10 atau telah memasuki tahun kedua sejak majalah kompilasi itu diterbitkan pertama kali pada Juli 2013 lalu.

"Diantara para komikus itu ada istilah kutukan empat edisi, sebab katanya komik cetak lokal itu seringkali dikutuk tak akan bisa terbit melewati edisi keempatnya. Nah, kami lega sudah melewati kutukan itu dan sebentar lagi akan memasuki edisi kesepuluh," kata Andik.

Saat ini, yang membuatnya gembira, lanjut Andik, perkembangan para komikus lokal Indonesia sangat pesat. Banyak di antara mereka juga diminta untuk berkarya di luar negeri.

"Artinya, karya mereka bukan hanya di dalam negeri, tapi juga dihargai di luar," ujarnya.

Salah seorang komikus Indonesia, Is Yuniarto, mengakui bahwa mendongkrak kisah kepahlawanan lokal menjadi tantangan tersendiri baginya. Komikus yang sering mendapat penghargaan komik itu mengatakan bahwa bisa membangkitkan nilai-nilai kepahlawanan di dalam komik menjadi nilai plus para komikus Indonesia, meskipun hal itu memang bukan pekerjaan mudah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com