Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Pilih Mana, 100 Orang Stres Ikut UN atau 10 Juta Anak Bodoh?

Kompas.com - 30/03/2015, 11:36 WIB
Icha Rastika

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com
 — Wakil Presiden Jusuf Kalla setuju Ujian Nasional (UN) sebagai standar mutu pendidikan. Kalla mengkritik sebagian pendapat yang menentang pelaksanaan UN.

"Anak-anak itu dipaksa belajar. Ada yang mengatakan nanti stres, tapi lebih baik daripada menganggur. Pilih mana ada 100 orang stres (ikut UN) atau 10 juta anak bodoh?" kata Kalla saat membuka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan di Depok, Jawa Barat, Senin (30/3/2015).

Menurut Kalla, sistem pendidikan memerlukan disiplin dan kerja keras. Tidak ada siswa yang bisa berhasil tanpa kerja keras. Dengan pertimbangan itu, Kalla menilai setiap siswa harus bekerja keras untuk menghadapi UN.

"Tidak ada orang sukses tanpa kerja keras. Jadi, tidak kerja keras, UN jadi lemah. Coba anak bekerja keras, UN ya (merasa) biasa saja. Yang menganggap UN itu keras adalah orang yang tidak bekerja keras," kata dia.

Ia menyindir guru yang mengkritik pelaksanaan UN. Menurut Kalla, guru yang mengkritik UN sama saja dengan membiarkan siswa bersantai-santai. Pada akhirnya, menurut dia, budaya santai ini yang membuat mutu pendidikan Indonesia tidak meningkat. (Baca: Mendikbud: 585 Sekolah Siap Gelar UN Berbasis Komputer)

Saat menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Kalla mengaku pernah membandingkan kualitas UN Indonesia dengan negara lain. Setelah dibandingkan, kata dia, UN sekolah menengah atas di Indonesia selama 50 tahun sama dengan UN SMP di Singapura. Sementara itu, UN SMP di Indonesia kualitasnya sama dengan UN SD di Singapura.

"Yang sama mutunya dengan kita hanya Filipina. Makanya, kita sama-sama negara tidak maju," tutur Kalla. (Baca: Kemendikbud Libatkan 51 PTN Pantau UN 2015)

"Sama dengan prestasi olahraga. Di Singapura, galahnya dinaikkan, setiap tahun dinaikkan. Kita sebaliknya, nilai 1,7 wah banyak yang tidak lulus, turunkan jadi 1,6. Begitu banyak yang tidak lulus, turunkan lagi," kata Kalla.

Berbeda dengan penyelenggaraan UN sebelumnya, UN pada tahun ini tidak lagi menjadi syarat kelulusan karena kelulusan peserta didik ditentukan oleh satuan pendidikan.

Namun, hasil UN digunakan untuk pemetaan mutu dan program satuan pendidikan, dasar seleksi masuk jenjang berikutnya, serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com