Junaedi menjelaskan, nantinya Priyanka Irfan, siswa inklusi siswa SMK Negeri 6 akan menjalani UN PBT hanya pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Sementara pada mata pelajaran lainnya, Priyanka akan tetap mengikuti UN CBT. Jika siswa SMK Negeri 6 lainnya akan mengerjakan soal Bahasa Inggris dengan cara mendengarkan naskah yang dibacakan, maka Priyanka akan diberikan soal yang dapat ia baca sendiri.
"Karena enggak bisa dengar, makanya nanti dia membaca saja," ungkap Junaedi kepada Kompas.com.
Selain itu, Junaedi mengatakan bahwa akan disediakan pendamping yang dapat membantu anak-anak inklusi terkait hal-hal teknis. Pendamping tersebut merupakan guru-guru yang berasal dari sekolah yang bersangkutan.
Sebelumnya diberitakan, salah satu siswa di SMK Negeri 6 Jakarta Selatan merasa kesulitan menghadapi ujian nasional (UN) Bahasa Inggris dengan sistem computer based test. Sebab, siswa tersebut harus mengerjakan ujian mendengarkan atau listening pada mata pelajaran Bahasa Inggris meskipun memiliki keterbatasan pendengaran.
"Kalau baca tulis saya bisa, kesulitannya di listening Bahasa Inggris. Kondisi saya begini, kenapa harus ikut listening?" ujar Priyanka.