Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak yang Salah Paham tentang Kuliah "Online"

Kompas.com - 21/08/2015, 12:26 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

KOMPAS.com — Pepatah mengatakan, "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China". Sepertinya, pendidikan bisa mengubah kehidupan manusia menjadi lebih baik adalah sesuatu yang sudah sejak lama dipercaya. Dengan ilmu pengetahuan, bahkan Isaac Newton mampu menemukan kekuatan tak kasatmata dari Bumi, "gravitasi". Karena itu, kejarlah sang ilmu, tak peduli sejauh mana harus berlayar!

Namun kini, setelah teknologi kian canggih, ilmu tak lagi berbatas jarak dan waktu. Dua hal ini sudah menjadi sebuah relativitas.

Untuk meraih ilmu, orang tak perlu lagi benar-benar "duduk" di dalam kelas. Sekarang, hanya berbekal laptop dan sambungan internet, siapa pun bisa kuliah.

Ya, dalam perkuliahan online, mahasiswa tidak dituntut rutin datang ke kampus. Tak ayal, sistem ini membuka kembali kesempatan mengenyam pendidikan tinggi bagi mereka yang sibuk bekerja. Bahkan, pelayanan kuliah online sudah banyak diadopsi universitas di Eropa dan Amerika.

Walau begitu, karena terkesan "memudahkan", beredarlah pemahaman salah tentang perkuliahan sistem online. Bahkan, miskonsepsi ini turut terjadi di kalangan para mahasiswa online baru, terutama mengenai dua hal berikut:

Waktu kuliah fleksibel

"Apa arti kuliah online?" tanya Deputy Director Binus Online Learning (BOL) Agus Putranto dalam acara orientasi mahasiswa baru BOL di Kampus Anggrek, Jumat (7/8/2015).

Beragam jawaban dilontarkan. Salah satu peserta menjawab, "Waktu kuliah jadi lebih fleksibel," sementara lainnya mengatakan, "Tidak perlu datang ke kampus, cukup menggunakan teknologi internet."

Jawaban mereka banyak terpaku pada kata fleksibel. Padahal, menurut Agus, jika dipahami lebih lanjut, pembelajaran sistem online juga memiliki jadwal ketat yang sama seperti perkuliahan reguler.

Agus menjelaskan, pada sistem online, mahasiswa tetap memiliki jadwal "tatap muka" bersama dosen, biasanya mengunakan video conference. Selain itu, kelas diskusi dalam chat room pun rutin diadakan. Keaktifan mahasiswa di sini masuk dalam penilaian.

Shutterstock Saat berinteraksi dalam diskusi grup, mahasiswa wajib aktif menjawab dan melontarkan pertanyaan.

"Kalau cuma online lalu ditinggal dan tidak aktif berdiskusi, maka Anda dianggap tidak masuk. Nilai berkurang," kata Agus.

Ia mengingatkan, mahasiswa harus disiplin mematuhi jadwal-jadwal penyerahan tugas, kelas virtual (video conference), diskusi kelompok, dan lain-lain. Tak hanya itu, sebanyak dua kali per semester, mahasiswa wajib melakukan perkuliahan langsung di kampus. Begitu pun dengan jadwal ujian.

"Patut dicatat, hal-hal seperti ini tidak fleksibel," ucap Agus. Jika tidak patuh, tambahnya, bisa jadi mahasiswa harus menambah semester atau lebih parah, terkena drop out.

Serba dimudahkan

Semua mahasiswa online memang tak punya banyak waktu luang lantaran kesibukan dengan jadwal yang sangat padat. Dalam sambutannya, Director BOL Engkos Achmad Kuncoro bahkan sempat menceritakan bahwa sejak menjadi dosen perkuliahan online, handphone harus selalu siap siaga pada jam-jam malam dan akhir pekan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Perkuat Pendidikan Berkualitas di Bengkulu, Yodanland Group Hadirkan Middle School HighScope Indonesia
Perkuat Pendidikan Berkualitas di Bengkulu, Yodanland Group Hadirkan Middle School HighScope Indonesia
Edu
Hari Lahir Pancasila, Gerakan Pramuka Tegaskan Komitmen Jadi Pengawal Pancasila
Hari Lahir Pancasila, Gerakan Pramuka Tegaskan Komitmen Jadi Pengawal Pancasila
Edu
10 Jurusan Terketat ITS di UTBK SNBT 2025, Referensi Daftar Jalur Mandiri
10 Jurusan Terketat ITS di UTBK SNBT 2025, Referensi Daftar Jalur Mandiri
Edu
Biaya Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, untuk Apa Saja?
Biaya Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, untuk Apa Saja?
Edu
Ada Beasiswa Pakai Nilai UTBK 2025 di Telkom University, Ini Syaratnya
Ada Beasiswa Pakai Nilai UTBK 2025 di Telkom University, Ini Syaratnya
Edu
Kembangkan Ekosistem Pembelajaran Digital Inklusif, UT Raih 'Digital Innovation in Education'
Kembangkan Ekosistem Pembelajaran Digital Inklusif, UT Raih "Digital Innovation in Education"
Edu
Anggaran Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, Dapat Seragam hingga Laptop
Anggaran Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, Dapat Seragam hingga Laptop
Edu
Cek Dokumen yang Jadi Syarat Umum dan Khusus Daftar SPMB Jabar 2025
Cek Dokumen yang Jadi Syarat Umum dan Khusus Daftar SPMB Jabar 2025
Edu
Universitas Matana Buka Peluang Beasiswa lewat Program Tukar Kartu SNBT
Universitas Matana Buka Peluang Beasiswa lewat Program Tukar Kartu SNBT
Edu
Unika Atma Jaya Gelar 'Open House' di Dua Kampus, Hadirkan Program Beasiswa Menarik
Unika Atma Jaya Gelar "Open House" di Dua Kampus, Hadirkan Program Beasiswa Menarik
Edu
Cek 10 Jurusan Terfavorit dan Terketat IPB Jalur SNBP dan UTBK SNBT 2025
Cek 10 Jurusan Terfavorit dan Terketat IPB Jalur SNBP dan UTBK SNBT 2025
Edu
Kebijakan Trump Picu Gangguan Mental dan Beri Tekanan bagi Mahasiswa Asing di Harvard
Kebijakan Trump Picu Gangguan Mental dan Beri Tekanan bagi Mahasiswa Asing di Harvard
Edu
Gagal UTBK SNBT 2025? Coba Daftar di 42 PTS dan Sekolah Kedinasan Ini
Gagal UTBK SNBT 2025? Coba Daftar di 42 PTS dan Sekolah Kedinasan Ini
Edu
Putusan MK soal Sekolah Swasta Gratis, Momentum Refocusing Anggaran Pendidikan
Putusan MK soal Sekolah Swasta Gratis, Momentum Refocusing Anggaran Pendidikan
Edu
Jangan Pernah Anggap Enteng Perilaku Bullying yang Terjadi
Jangan Pernah Anggap Enteng Perilaku Bullying yang Terjadi
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau